BEBASBARU.ID, DAERAH – Nama Ormas Laskar Manguni Islam (LMI) yang berpusat di Manado, Sulawesi Utara mendadak jadi perbincangan.
Usai kerusuhan bernuansa SARA (Suku agama, ras dan antar golongan) di Kota Bitung, pada Sabtu (25/11/2023).
Anggota LMI Cabang Bitung di duga jadi pemicu kerusuhan, karena menghadang dan mengganggu serta menganiaya peserta aski damai bela Palestina.
Apakah Ormas LMI itu? yang dikabarkan pernah menolak UAS dan Habib Bahar berceramah, juga ulama yang dianggap mereka radikal.
Dikutip BEBASBARU.ID, dari manadopost, Minggu (26/11/2023), Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Laskar Manguni Indonesia (LMI) Pdt Hanny Pantouw STh pernah mengeluarkan pernyataan sikap terkait penceramah yang di anggap radikal.
Bahwa ditegaskan Pantouw, LMI menolak kehadiran ataupun keberadaan penceramah dari agama apapun yang dalam isi ceramahnya membawa perpecahan dan ujaran kebencian.
Sehingga bisa mengancam kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Utara (Sulut) yang terkenal akan semboyan hidup rukun dan damai.
“Kami menolak penceramah radikal. Agar jangan sampai karena ceramah-ceramah radikal kemudian membuat warga Sulut yang berbeda agama merasa saling curiga,” tegas Pantouw kepada Manado Post, Sabtu (21/5/2022) lalu.
Pantouw menegaskan, LMI dan LSM lainnya di Sulut akan berada di garda terdepan untuk melakukan penolakan apabila ada penceramah-penceramah radikal di Sulut.
Termasuk menolak kedatangan penceramah radikal untuk datang di Bumi Nyiur Melambai. Karena menurut Pantouw, selama ini kerukunan antar umat beragama di Sulut sudah terpelihara dengan baik.
Sebagai contoh, ungkap Pantouw, saat bulan Ramadhan beberapa waktu lalu dirinya diundang oleh beberapa pengurus Masjid di Sulut untuk bersilaturahmi.
“Kami saling menjaga tali silaturahmi dan kerukunan. Karena dengan hidup rukun dan damai, berkat pasti mengalir kepada kita semua,” ujar Pantouw.
Adapun pernyataan tegas Pantouw sebagai bentuk warning akan adanya penolakan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) di Singapura beberapa waktu lalu.
Di mana penolakan di Singapura terhadap UAS dengan beberapa alasan di antaranya karena UAS dianggap menyebarkan ajaran ekstrimis dan segregasi.
Hal itu dinilai tidak menghargai Singapura yang multi ras dan agama. Hal ini kemudian membuat Pantouw sebagai Ketua LMI menolak adanya penceramah yang menyerupai ceramah UAS yang berpotensi memecah kerukunan di Sulut.
Kabur Terbiri-birit Setelah Aksi Balasan Sisir Kantor Sekretariat LMI
Buntut ulah Ormas Manguni yang bikin ulah dengan membubarkan bahkan menyiksa peserta aksi damai Bela Palestina.
Kini dikabarkan seluruh anggota ormas yang di katakan radikal ini kabur terbirit-birit, usai ratusan Massa Laskar Islam di bawah API ISLAM menyisir dan mendatangi Sekretariat Manguni di Bitung, Sulawesi Utara.
Bahkan 2 titik basis Laskar Mnguni kosong, bahkan asrama minahasa di kosongkan dan hanya diisi oleh mahasiswa Islam.
Dari tayangan video amatir yang berseleweran di media sosial, ratusan Laskar Islam terus mencari keberadaan para provokator tersebut.
Terlebih setelah adanya kabar ada peserta Aksi Damai Bela Palestina yang tewas di aniaya anggota Laskar Manguni, pada Sabut (25/11/2023) kemarin.
Dikutip BEBASBARU.ID dari detik, Minggu (26/11/2023) Kapolda Sulut Irjen Setyo, mengatakan situasi sudah kondusif.
Dia mengatakan aparat gabungan TNI-Polri memang langsung diterjunkan tak lama setelah bentrokan pecah sore tadi. Setelah massa bubar, aparat meningkatkan patroli.
Lebih lanjut Irjen Setyo berharap masyarakat tidak terprovokasi. Dia juga meminta dua kelompok untuk sama-sama mengambil tanggung jawab terhadap keamanan dengan cara menuntaskan kesalahpahaman tersebut.
“Semuanya memahami harus dituntaskan, harus diselesaikan dan tidak ada masalah di hari hari berikutnya,” kata Irjen Setyo.***