BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Panglima berseru, “Jangan bunuh! Biarkan kami menangkap harimau-harimau cilik ini dan menyeret mereka ke hadapan Sri Baginda. Siapa tahu mereka ini ada gunanya kelak!”
Setelah berkata demikian, empat orang itu mengeluarkan tali panjang yang melingkar-lingkar di lengan kiri mereka.
Ujung tali itu dibuat semacam lasso dan kini mereka berempat yang menunggang kuda mengurung Ji Kun dan Yan Hwa, tali mereka makin lama makin panjang tetap diputar-putar.
Dua orang anak itu siap menghadapi lawan, akan tetapi mereka bingung ketika dikurung empat ekor kuda dan memandang tali berujung lasso yang diputar-putar.
Tiba-tiba sebuah lasso menyambar ke arah kepala Yan Hwa. Dara cilik ini cepat mengelak dan ketika lasso itu mengejarnya, ia menggulingkan tubuh ke atas tanah.
Luput! Para pasukan bersorak memuji. Juga Ji Kun dapat menghindarkan diri dengan gerakan gesit sekali ketika ada tali lasso menyambar.
Bahkan sampai berkali-kali tali-tali lasso beterbangan menyambar ke arah mereka, namun dengan lincah sekali dua orang anak itu tetap dapat mengelak.
Empat orang Panglima Yucen ini menjadi penasaran sekali. Mereka lalu berpencar menjadi dua rombongan dan mengeroyok setiap anak dengan lasso mereka.
Kini repotlah dua orang anak kecil itu dan tak lama kemudian tubuh mereka telah terikat dan tertangkap! Dua orang panglima memegangi lengan setiap anak dan mengangkat tubuh anak itu.
Di antara kuda mereka yang dilarikan sehingga tergantunglah tubuh Ji Kun dan Yan Hwa, dibawa membalap pergi! Mereka tidak sudi berteriak minta tolong, hanya memaki-maki dan meronta-ronta.
Sikap dua orang anak inilah yang menolong mereka sendiri. Kalau saja mereka berdua tidak memperlihatkan sikap yang berani luar biasa, tentu mereka dianggap anak-anak biasa dan sudah dibunuh.
Kini para panglima itu menjadi curiga, maka mereka tidak membunuh kedua orang anak itu dan merasa perlu menghadapkan kedua orang anak luar biasa itu kepada raja yang kebetulan berada di perkemahan.
Sementara itu, Khu Tek San yang melihat bahwa bukti bagi kesalahannya sudah cukup dan bahwa dia tidak dapat menyelamatkan diri lagi.
Bersikap tenang dan mengambil keputusan untuk mengorbankan dirinya dan tidak menyeret orang lain dalam pekerjaannya memata-matai Yucen.
Yang terpenting sekarang adalah berusaha menyelamatkan diri Puteri Maya dan menyuruh puteri Kerajaan Khitan itu pergi ke selatan menghadap Menteri Kam Liong dan menyampaikan berita tentang kematiannya.
Maka ketika melihat keributan dengan datangnya panglima-panglima yang menyeret dua orang anak itu, dia cepat berbisik kepada Maya,
“Engkau larilah sekarang, cepat!”
Akan tetapi Maya menggeleng kepala. “Aku hanya mau lari kalau bersama engkau!”
Panglima she Khu itu memandang penuh kagum. Benar-benar patut menjadi puteri Raja Khitan, cucu Suling Emas, pikirnya. Masih begini kecil sudah kenal apa artinya budi dan kegagahan!
Tiba-tiba Panglima Khu dikejutkan oleh suara dua orang anak kecil yang diseret itu. Yang perempuan berkata galak.
“Tidak peduli engkau ini Raja Yucen atau Raja Akhirat, kalau tidak seg….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader