BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG –Ratu Yalina tertawa. “Baiklah, Berandal. Aku sudah banyak mendengar tentang dirimu. Engkau merupakan tuan penolong anakku.
Bangkit dan duduklah, kita di antara orang sendiri!” Hauw Lam bangun dan menjura kepada Talibu, “Pangeran!” lalu kepada Kiang Liong sambil berkata, “Haii, Kiang-kongcu!” “Heiii, dia bukan Kiang-kongcu lagi, melainkan Kam-kongcu!
Dia putera ayahku dan kakakku sendiri, kenapa kau menyebut Kiang-kongcu.” “Wah, sampai terpeleset lidah ini. Maafkan, Kam-kongcu….!”
Sikap Hauw Lam yang lucu membuat dua orang pemuda bangsawan itu tertawa. Sementara itu, kakek cebol berkepala besar sudah disambut Suling Emas yang menjura dan berkata,
“Selamat datang, Locianpwe. Sungguh kehadiran Locianpwe merupakan kehormatan besar.” Kakek itu longak-longok, bahkan menghampiri panggung dan menjenguk ke bawah, membuat banyak orang tertawa.
Akan tetapi kaum tua di Khitan yang melihat kakek ini menjadi terkejut, mereka berbisik-bisik. Dahulu pernah kakek ini, puluhan tahun yang lalu, membikin geger Khitan dengan perbuatan-perbuatan yang lucu dan mengagumkan (dalam cerita SULING EMAS).
“Heh-heh-heh, tidak ada perubahan di Khitan, bahkan di bawah pimpinan Ratu Yalina tampak makin maju saja. Heh-heh-heh!” Melihat kakek ini, Ratu Yalina bangkit dan tersenyum lebar.
“Wah-wah, kalau ini bukan Bu-tek Lo-jin entah siapa lagi!” Bu-tek Lo-jin membalik ke arah ratu, membungkuk sedikit dan berkata,
“Rejekimu besar, Ratu Yalina. Suamimu pendekar sakti yang hebat, anak-anakmu pun hebat. Asal saja kau tidak memandang rendah muridku, aku datang untuk mengajukan lamaran atas diri puterimu Si Mutiara Hitam yang galak itu agar menjadi isteri Tang Hauw Lam.”
Kata-kata yang lantang ini membuat semua keluarga Ratu berhenti bercakap-cakap. Suasana hening, bahkan Hauw Lam yang biasanya pandai bicara, kini hanya menundukkan muka akan tetapi lirak-lirik ke arah Kwi Lan.
Suling Emas dan Yalina maklum akan watak aneh dan keras dari Kwi Lan, maka urusan ini harus diserahkan kepada Kwi Lan sendiri.
Sepanjang yang mereka dengar, sepak terjang Hauw Lam memang tidak mengecewakan sebagai seorang pemuda gagah perkasa.
Akan tetapi mereka tidak berani memutuskan, apalagi mengingat akan pengalaman-pengalaman pahit yang menimpa diri Kwi Lan, yang pernah mencinta kakak kembar dan dicinta kakak tiri seayah! Kedua orang ini setelah saling pandang lalu menoleh ke arah Kwi Lan.
Phang Bi Li tadinya merasa berat untuk memenuhi permintaan anaknya yang minta supaya dilamarkan puteri Ratu Khitan!
Akan tetapi setelah ada kesanggupan dari Bu-tek Lo-jin yang akan bicara, ia terpaksa mau diajak serta. Kini melihat keadaan di situ dan mendengar ucapan pinangan kakek itu.
Yang begitu sederhana dan jujur tanpa banyak cing-cong lagi ia menjadi ketakutan dan kembali ia menjatuhkan diri berlutut di depan Ratu Yalina. “Mohon Paduka sudi mengampuni kelancangan kami….”….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader