BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Ratu Yalina cepat-cepat membangunkan Phang Bi Li. “Ah, jangan begitu. Urusan jodoh ini kami serahkan keputusannya kepada anak kami sendiri.”
Kwi Lan yang kini menjadi pusat perhatian bangkit berdiri dari bangkunya. Wajahnya pucat, matanya terbelalak, sebentar memandang Talibu, lalu Kam Liong, kemudian ke arah Hauw Lam. Si Berandal! Si Berandal meminangnya.
Ia tahu bahwa Berandal ini mencintanya. Kalau ia membuat perbandingan, orang yang pertama-tama ia akan pilih andaikata bukan saudara, tentu Talibu.
Orang ke dua agaknya Kam Liong. Setelah ternyata bahwa kedua orang muda itu adalah saudaranya sendiri, ia tidak tahu siapa yang berkenan di hatinya.
Yu Siang Ki juga mencinta, akan tetapi pemuda itu sendiri bertunangan dengan Song Goat, dan ia tidak suka mempunyai suami pengemis. Siangkoan Li, entah bagaimana jadinya pemuda itu yang dahulu terseret ke dalam dunia sesat.
Ia memandang Hauw Lam, teringat akan semua pengalamannya dengan pemuda ini, teringat betapa pemuda ini menyelamatkannya dari Bu-tek Siu-lam, dan ia teringat kepada pemuda ini ketika terancam oleh Suma Kiat.
Pemuda yang lucu, yang selalu mendatangkan kegembiraan padanya, bahkan yang lirak-lirik kepadanya dengan sikap wajar namun lucu.
Tiba-tiba Kwi Lan tertawa bebas sehingga mengejutkan semua orang, akan tetapi tidak mengejutkan ayah bundanya.
Gadis ini persis Lin Lin dahulu, Ratu Yalina sekarang. Hauw Lam yang menanti dengan tegang, melihat Kwi Lan tertawa ini, lalu bangkit dan berkata kepada gadis itu,
“Mutiara Hitam, dahulu engkau menyebut aku Berandal dan aku menyebut engkau Mutiara Hitam, keadaan kita dahulu sederajat.
Akan tetapi sekarang, engkau seorang puteri kerajaan dan aku…. tetap Berandal maka kalau engkau tidak setuju terus terang sajalah.”
Kwi Lan menjawab, “Sekarang pun masih sama, apa bedanya?”
“Jadi….?” “Jadi…., apa….?” “Jadi kau setuju….?”
Kwi Lan menggigit bibir, lalu mengangguk!
Hauw Lam saking girangnya hanya melongo! “Tapi terus terang saja, biarpun aku suka menjadi isterimu, aku tidak cinta padamu, Berandal!”
Luar biasa percakapan antara dua orang muda ini. Di depan begitu banyak orang bicara tentang cinta seperti orang bicara tentang pakaian atau topi saja!
Mereka kecelik kalau mengira Hauw Lam terpukul oleh pengakuan ini. Sama sekali tidak, ia menjawab dengan suara sewajarnya.
“Orang macam aku mana boleh banyak mengharap? Aku mencintamu bukan karena ingin kaucinta. Aku mencintamu karena ingin melihat kau bahagia, ingin membikin hidupmu cemerlang penuh kegembiraan.
Aku ingin seperti matahari, memberi penerangan dan kehangatan kepadamu tanpa mengharap kauingat atau cinta padaku.
Aku ingin menjadi suamimu agar aku dapat selalu menjagamu, melindungimu, menghiburmu, melihat engkau bahagia, karena kebahagiaanmulah yang menjadi dasar kebahagiaanku…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader