BEBASBARU.ID, KRIMINAL – Bukan soal asmara, tapi si Jagal dari Babulu Junaedi ini berniat lakukan pencurian. Tapi aksinya kepergok korban. Juga ada unsur dendam lama.
Inilah yang membuat pelaku nekat habisi satu keluarga sekaligus dan malah berbuat bejad pada dua korban wanita, karena punya dendam lama itu.
Ini sekaligus membantah berbagai info, yang sebut pelaku sakit hati lantaran cintanya di tolak ortu pujaan hatinya itu.
Inilah motif utama si Jagal Junaedi siswa SMK membunuh satu keluarga di Desa Babulu Laut, Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Di depan, penyidik, siswa SMK berusia 16 tahun tersebut blak-blakan mengungkapkan asalannya membunuh keluarga mantan pacarnya itu.
Dikutip BEBASBARU.ID dari TribunNews.com, Kamis (08/02/2024), Junaedi siswa SMK habisi nyawa satu keluarga tak ada hubungannya dengan asmara atau percintaan.
Sebelumnya, santer beredar isu bahwa Junaedi alias JND nekat membunuh 1 keluarga tersebut karena cintanya tak direstui.
Peristiwa satu keluarga di Babulu Laut tewas dibunuh secara sadis menggunakan parang oleh siswa SMK bernama Junaedi ini terjadi pada Selasa, 6 Februari 2024, dini hari Wita.
Di satu keluarga itu terdiri dari 5 orang, yakni ayah bernama Waluyo (34), istrinya bernama Sri Winarsih (33), tiga anaknya bernama Risna Jenita Sari (14), Vivi Dwi Suriani (10), dan Zhafi Aidil Adha (2,5).
Berdasarkan kabar yang berhembus, Junaedi adalah mantan pacar dari Risna Jenita Sari alias RJS.
Lantaran cintanya tak direstui Waluyo dan Sri Winarsih, JND pun menyimpan dendam lama.
Hingga akhirnya pada Selasa (6/2/2023) dini hari, JND pun membacok satu keluarga itu menggunakan parang yang ia bawa dari rumahnya.
Belum puas menghabisi nyawa mereka, JND lalu menyetubuhi jasad RJS dan ibunya yang sudah tak bernyawa.
Terkait dengan motif asmara tersebut, pihak kepolisian akhirnya buka suara.
Kapolres Penajam Paser Utara (PPU) AKBP Supriyanto dalam tayangan seputarinewstv membantah isu soal motif asmara.
Sebab pelaku tak mengakui hal tersebut.
“Hasil pemeriksaan kami, pengakuan pelaku, untuk masalah asmaranya, pelaku tidak mengakui,” kata AKBP Supriyanto, Rabu, 7 Februari 2024.
Bukan soal percintaan, polisi mengulik motif lain di balik pembunuhan satu keluarga yang dilakukan JND.
Bahwa diduga kasus tersebut berawal dari niatan pencurian.
“Dari hasil pemeriksaan kami, ada indikasi modus pencurian yang dilakukan oleh pihak pelaku,” pungkas AKBP Supriyanto.
Dugaan tersebut sejalan dengan pengakuan pelaku kepada polisi. Diakui JND, sebelum membunuh satu keluarga, ia sempat curhat ke temannya.
Kala itu JND merasa gundah karena tidak punya uang untuk menebus ponselnya yang rusak.
“Malam hari pelaku bersama satu temannya sedang minum-minuman keras.
Pada saat mabuk ada pembicaraan bahwa pelaku punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis.
Terkait hal tersebut, pelaku menyatroni rumah korban (untuk mencuri),” imbuh AKBP Supriyanto.
Berniat mengambil barang berharga, JND pun mendatangi rumah Waluyo yang berjarak 25 meter dari rumahnya.
Dari sanalah peristiwa pembunuhan satu keluarga itu dimulai. “Pada saat masuk ke rumah korban, listrik dimatikan.
Saat itu ayah di luar, pelaku masuk ke rumah tiba-tiba bapaknya masuk rumah.
Pelaku panik dan langsung menimpas (membacok) kepala bapaknya,” imbuh AKBP Supriyanto.
“Ibunya bangun kemudian ditimpas (dibacok). Anaknya bangun juga (dibacok). Kelima korban yang jadi korban,” sambungnya.
Junaedi Ternyata Berniat Mencuri Tapi Kepergok Juga Dendam Lama
Setelah menghabisi nyawa satu keluarga, JND pun melancarkan aksi pencuriannya. Tak cuma itu, JND juga mengambil uang tunai korban senilai Rp300 ribu.
Selain motif pencurian, JND juga disangkakan pada dugaan lain.
Diungkap AKBP Supriyanto ada kemungkinan JND melakukan pembunuhan satu keluarga itu karena dendam pribadi.
Usut punya usut, pelaku dan korban sering cekcok. Hal itu lantaran korban tidak suka dengan anjing peliharaan pelaku.
“Sebetulnya sepele saja masalahnya. Mereka (pelaku dan korban) sering cekcok karena masalah ternak, ayam, dan anjing. Kebetulan korban tidak suka anjing sementara pelaku punya anjing,” imbuh AKBP Supriyanto.
Tak hanya karena ternak, pelaku dan korban juga sempat bersitegang gara-gara helm.***