BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dengan senjata mereka, juga pasukan anak buahnya sendiri sehingga diam-diam ia mengerti bahwa keadaan amat berbahaya dan agaknya Raja yang telah mengetahui rahasianya telah siap menangkapnya.
Biarlah ia berkorban nyawa untuk negara, akan tetapi kalau memikirkan Maya yang digandengnya, dia menjadi bingung!
Para panglima telah siap semua berkumpul di depan kemah Sri Baginda, menanti Sang Raja keluar. Dan mereka itu memandang heran kepada Khu-ciangkun yang datang menggandeng seorang anak perempuan cantik.
“Keponakan…. selirku!” jawab panglima ini pendek ketika rekan-rekannya bertanya sehingga di sana-sini terdengar suara ketawa.
Akan tetapi, mereka semua menjadi diam dan bersikap menghormat ketika terdengar suara terompet dari dalam kemah, tanda bahwa Raja akan keluar dan persidangan darurat dimulai.
Tempat di depan kemah itu telah menjadi terang-benderang oleh obor-obor yang di nyalakan para perajurit pengawal.
Raja keluar dari kemah dengan…. menunggang kuda! Memang Raja Yucen lebih suka duduk di atas kuda kalau menghadapi para panglimanya den bangsa Yucen merupakan bangsa yang paling ahli berperang di atas kuda.
Di belakang Raja tampak seorang laki-laki bermuka kuda, membawa sebuah bungkusan.
“Khu-ciangkun….!” Tiba-tiba Raja berseru keras memanggil.
“Hamba siap!” Khu-ciangkun melangkah maju dan berlutut dengan sebelah kakinya dengan sikap gagah dan hormat. Maya terpaksa ditinggalkannya di belakang dan anak itu memandang dengan hati tegang.
“Khu-ciangkun! Selama ini aku percaya kepadamu sebagai seorang panglima yang setia. Siapa kira, ternyata engkau adalah seorang mata-mata dari Kerajaan Sung!”
Semua panglima saling pandang dan terdengar suara mereka berisik sekali, karena tuduhan ini benar-benar amat hebat!
“Ampun, Tuanku, akan tetapi tuduhan yang tidak ada buktinya merupakan fitnah keji!” Khu-ciangkun menjawab dengan suara tenang.
“Fitnah, ya?” Raja membentak dan memberi tanda kepada pemuda bermuka kuda itu yang segera membuka kantung dan melemparkan sebuah benda diatas tanah. Benda itu adalah kepala orang!
Semua orang memandang dengan muka berubah dan hati tegang, dan Raja berkata lagi, “Orang she Khu! Kau tentu mengenal orang ini, kurir yang menghubungkan engkau dengan gurumu di Kerajaan Sung! Engkau adalah murid dari Menteri Kam Liong. Hayo mengaku!”
Khu-ciangkun tetap tenang. “Yang penting adalah bukti, Tuanku. Bisa saja ditunjukkan bahwa orang yang mempunyai kepala ini adalah utusan hamba, akan tetapi apakah buktinya, Tuanku?”
“Bukti lagi? Lihat ini! Surat Menteri Kam Liong untukmu, keparat!” Raja itu mengeluarkan sebuah sampul kuning dari sakunya, mengangkatnya tinggi-tinggi agar semua orang dapat melihatnya.
Akan tetapi, dalam suasana yang amat tegang itu, tiba-tiba terdengar derap kaki kuda dan muncullah pasukan Yucen yang dipimpin oleh empat orang panglima gagah berkuda dan mereka ini menyeret tubuh dua orang anak yang meronta-ronta!
Apakah yang telah terjadi? Siapakah dua orang bocah yang ditawan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader