BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Oleh pasukan Yucen itu? Mereka itu bukan lain adalah Can Ji Kun dan Ok Yan Hwa, dua orang murid Mutiara Hitam dan suaminya. Bagaimanakah mereka dapat tertawan pasukan Yucen?
Seperti telah dituturkan di bagian depan, Mutiara Hitam Kam Kwi Lan dan suaminya, Pek-kong-to Tang Hauw Lam, bersama kedua orang muridnya itu.
Setelah mendengar akan kehancuran Khitan dan tewasnya raja dan ratu lalu bermaksud mengejar pasukan yang mengunnakan Maya ke Go-bi-san.
Karena pengejaran itu dimaksudkan untuk melindungi keselamatan Puteri Maya, dan karena mereka tidak tahu jalan mana yang diambil oleh pasukan yang sudah pergi lebih dulu sebulan lebih, maka mereka melakukan perjalanan lambat sambil bertanya-tanya tentang jejak mereka.
Can Ji Kun dan Ok Yan Hwa tidak sabar menyaksikan perjalanan lambat kedua orang guru mereka, maka seringkali kedua orang murid ini mendahului guru-guru mereka yang melakukan penyelidikan.
Setelah memberi tahu bahwa mereka berdua akan mendahului ke atas bukit di depan atau padang rumput di depan.
Pada sore hati itu, kembali dua orang anak itu mendahului guru-guru mereka berlari-lari di padang rumput yang luas.
Tiba-tiba, muncullah pasukan Yucen yang mengurung mereka sambil tertawa-tawa. Dua orang bocah itu berpakaian seperti orang Han dan tentu saja bangsa Yucen yang di dalam hatinya memusuhi orang-orang selatan, ingin mempermainkan dua orang anak ini.
“Heh-heh-heh, dua ekor anjing cilik, berlututlah kalian dan minta ampun kepada tuan-tuan besarmu, baru kami akan melepaskan kalian!” berkata seorang di antara para panglima Yucen yang menunggang kuda.
Can Ji Kun dan Ok Yan Hwa adalah anak-anak yang sejak kecil sudah menerima gemblengan ilmu silat tinggi.
Selain berani dan berkepandaian, juga mereka ini mengandalkan nama besar kedua orang gurunya, terutama sekali nama besar ibu gurunya. Siapa berani mengganggu mereka?
“Kalian ini berandal dari mana berani mengganggu kami? Pergilah sebelum kami berdua turun tangan tidak memberi ampun lagi!” bentak Can Ji Kun sambil bertolak pinggang. Juga Ok Yan Hwa bertolak pinggang sambil membentak.
“Sungguh tak tahu diri, berani mengganggu anak naga dan harimau!”
Dua orang anggauta pasukan itu tertawa-tawa dan menghampiri Can Ji Kun dan Ok Yan Hwa. “Ha-ha-ha, engkau anak naga, ya?
Heh-heh, apakah kalian ini sudah gila?” Seorang di antara mereka menghampiri Can Ji Kun.
“Wah, yang ini biarpun masih belum dewasa, sudah cantik sekali!” Tentara ke dua menghampiri Ok Yan Hwa, tertawa-tawa dan hendak mencolek pipi gadis cilik itu.
Tiba-tiba dua orang anak itu menerjang ke depan, terdengar teriakan-teriakan keras dan dua orang anggauta pasukan itu roboh sambil mengaduh-aduh karena dada mereka seperti pecah rasanya, dihantam oleh dua orang anak-anak itu!
Terkejutlah semua pasukan, terkejut dan marah. Mereka sudah akan turun tangan mengeroyok dan membunuh, akan tetapi empat orang pan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader