BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mereka membebaskan kami, tentu akan mampus!” “Guru kami, pendekar wanita sakti Mutiara Hitam dan suaminya, pendekar Golok Sinar Putih, tentu akan membalas dendam!” kata anak laki-laki, sikap mereka berdua sedikit pun tidak takut dihadapkan pada Raja Yucen.
Tentu saja Khu Tek San terbelalak memandang ke arah dua orang anak itu. Bagaimana bisa terjadi hal yang begini kebetulan secara berturut-turut?
Pekerjaan rahasianya terbongkar, muncul Puteri Maya, dan kini tahu-tahu muncul pula dua orang anak yang mengaku murid Mutiara Hitam!
Mutiara Hitam adalah adik kembar Raja Khitan, jadi adik tiri suhunya pula, karena itu, bukan hanya Maya yang harus diselamatkan, melainkan juga dua orang bocah itu!
“Apa pun yang terjadi, aku harus berusaha menyelamatkan mereka,” bisik Khu Tek San kepada Maya. “Kaularilah dalam keributan ini!”
Tanpa menanti jawaban, tiba-tiba Panglima Khu ini menggerakkan tubuhnya, melayang ke depan, ke arah dua orang anak itu.
Cepat bagaikan seekor garuda menyambar, dia menerjang empat orang panglima muda yang memegangi dua orang bocah itu.
Mereka ini terkejut, tahu akan kelihaian Khu-ciangkun, maka mereka mundur dan mencabut senjata.
Kesempatan itu dipergunakan oleh Tek San untuk menyambar tangan Can Ji Kun, anak laki-laki itu. Ketika ia hendak menolong Ok Yan Hwa, terdengar bocah itu membentak.
“Budak cilik! Aku tidak butuh pertolonganmu!” Tek San cepat menengok dan melihat betapa Maya sudah berada di situ pula, tadi menyambar tangan Yan Hwa dan ditarik mendekatinya.
Ia merasa makin kagum. Kiranya Puteri Khitan ini tidak melarikan diri dalam keributan seperti yang dipesankannya, malah menyusulnya meloncat ke depan untuk menolong dua orang murid Mutiara Hitam!
Keadaan menjadi geger. “Kurung….! Tangkap….!” Raja Yucen berteriak marah sekali dan Tek San bersama tiga orang anak itu dikurung rapat oleh pasukan panglima yang telah menghunus senjata.
Tek San menjadi khawatir sekali. Bagi dia tidak takut mati di tangan musuh-musuh ini, akan tetapi bagaimana ia dapat menyelamatkan tiga orang anak itu?
“Sri Baginda Yucen….!” Ia berteriak lantang. “Aku Khu Tek San sebagai seorang laki-laki sejati, telah mengaku kedosaanku terhadap Kerajaan Yucen dan aku siap menerima hukuman mati dengan mata terbuka!
Akan tetapi, tiga orang anak kecil ini tidak mempunyai dosa, kuharap sukalah Paduka membebaskannya!
Kalau tidak, terpaksa aku memberontak dan biarpun kami berempat akan mati, namun kami pun akan menyeret nyawa beberapa orang pengawalmu!”
Raja Yucen yang sudah marah sekali kembali membentak. “Tangkap dia hidup-hidup! Tangkap Si Pengkhianat ini dan tiga orang anak iblis itu!”
Tek San yang mengambil keputusan untuk melindungi tiga orang anak itu dengan nyawanya, mulai siap menghadapi pengeroyokan para panglima yang mengurungnya.
Ia menjadi kagum sekali dan tak dapat menahan senyumnya ketika melihat bahwa tiga orang anak itu pun telah bersiap-siap dengan pasangan kuda-kuda yang tangguh.
Membelakanginya sehingga mereka berempat beradu punggung menghadap ke empat penjuru! Bukan main, pikirnya penuh kagum. Murid-murid dan keturunan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader