BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mutiara Hitam guru mereka salah satu keturunan Suling Emas, dan benar-benar merupakan anak-anak yang telah memiliki kegagahan luar biasa.
Masih sekecil itu, menghadapi bahaya maut tidak menjadi gentar dan putus asa, melainkan hendak membela diri dengan gagah dan mati-matian!
Keadaan sudah menegangkan sekali. Pengurungan makin ketat dan sudah dapat dibayangkan bahwa betapapun gagahnya Khu Tek San murid menteri Kam Liong.
Namun menghadapi begitu banyaknya panglima, perwira dan perajurit Yucen, tentu dia takkan menang.
“Tahannnn….!” tiba-tiba terdengar suara melengking nyaring yang mengejutkan semua orang.
Lengking nyaring ini disusul berkelebatnya dua sosok bayangan yang sukar dilihat saking cepatnya. Hanya terdengar ribut-ribut ketika sesosok bayangan menyambar ke atas kuda.
Yang diduduki Raja Yucen dan bayangan ke dua menyambar ke arah dua orang panglima tinggi yang berada di sebelah kanan raja.
Hanya terdengar suara gedebukan dan suara “ah-uh-ah-uh” disusul melayangnya tubuh Raja Yucen dan dua orang panglima tinggi itu ke atas batu besar yang berada di dekat kemah!
Tentu saja semua pasukan menjadi terkejut dan mengalihkan perhatiannya dari Tek San dan tiga orang bocah itu.
“Suhu….!” Ji Kun berteriak girang.
“Subo….!” Yan Hwa juga bersorak.
Ketika obor-obor diangkat tinggi dan semua orang memandang, ternyata di atas batu besar itu telah berdiri seorang wanita gagah perkasa dan cantik jelita yang menelikung dengan Raja ke belakang tubuh dengan tangan kiri.
Sedangkan tangan kanannya dengan jari-jari terbuka mengan cam tengkuk. Di sampingnya, seorang laki-laki gagah mencengkeram pundak dua orang panglima tinggi itu, siap untuk membenturkan dua buah kepala itu, sikapnya tenang dan laki-laki ini tersenyum-senyum lebar.
“Bebaskan dua orang murid kami, kalau tidak, Raja Yucen kubunuh!” Wanita yang bukan lain adalah Mutiara Hitam itu membentak.
“Ha-ha-ha, kehilangan murid masih mudah mencari gantinya. Kalau kalian kehilangan Raja, wah, berabe juga!” Laki-laki di samping Mutiara Hitam itu berkata sambil tertawa.
”Dan penukaran ini sudah cukup menguntungkan bagi kalian. Coba saja, dua orang murid kami ditambah orang gagah dan anak perempuannya yang berusaha menolong, baru empat jiwa. Kami tukar dengan dua puluh tiga jiwa! Wah, kami sudah banyak mengalah!”
Raja Yucen dapat menduga bahwa dia terjatuh ke tangan pendekar wanita sakti Mutiara Hitam yang terkenal, maka dia tidak berani main-main.
Akan tetapi, mendengar laki-laki yang agaknya suami Mutiara Hitam itu bicara tidak karuan, dia mendongkol juga. “Hemm, kalian hanya menawan kami tiga orang, mana yang dua puluh orang lagi?”
“Ha-ha-ha, Sri Baginda. Yang dua puluh adalah panglima-panglima Sri Baginda yang tentu akan tewas di tangan kami kalau penukaran ini tidak berhasil.
Sekarang untuk sementara, kami titipkan nyawa mereka kepada tubuh masing-masing sambil menanti penukaran ini!” jawab Pek-kong-to Tang Hauw Lam seenaknya….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader