BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Bebaskan mereka. Raja Yucen menghardik dengan muka merah saking marahnya. Mereka yang tadinya mengurung Tek San dan tiga orang anak itu mundur dengan kecewa.
“Ji-kun! Yang Hwa! Naik ke sini!” Mutiara Hitam berteriak. Dua orang muridnya lalu meloncat dan dengan gerakan indah serta ringan mereka melayang ke atas batu besar.
Akan tetapi betapa kaget hati mereka ketika melihat bahwa Maya telah mendahului mereka dengan loncatan yang lebih cepat lagi!
“Apakah engkau Bibi Kam Kwi Lan yang berjuluk Mutiara Hitam?” Maya bertanya kepada Mutiara Hitam sambil memandang penuh kagum.
Mutiara Hitam yang masih menodong Raja Yucen, juga terheran-heran menyaksikan bocah perempuan yang memiliki gerakan demikian ringannya, mengalahkan kedua orang muridnya.
“Siapa engkau? Dan siapakah orang gagah di bawah itu?”
Tek San juga melompat ke atas batu besar lalu menjura dengan hormat. “Teecu Khu Tek San murid Suhu Kam Liong memberi hormat kepada Sukouw (Bibi Guru) dan Paman Guru berdua dan berterima kasih atas pertolongan Ji-wi.”
“Ahhh….!” Mutiara Hitam tercengang dan juga girang mendengar bahwa laki-laki perkasa yang tadi berusaha menolong murid-muridnya adalah murid kakaknya sendiri! “Dan bocah ini….?”
“Dia adalah keponakan Sukouw sendiri, Puteri Maya….!”
“Aihhh….!” Seruan Mutiara Hitam ini mengandung isak tertahan dan tangan kanannya meraih kepala Maya dan dipeluknya anak itu sejenak, sedangkan tangan kirinya masih “menelikung” Raja Yucen.
“Heeiii! Mutiara Hitam, lepaskan kami! Bukankah kami sudah membebaskan Khu-ciangkun dan tiga orang bocah itu?”
“Nanti dulu, Sri Baginda. Kami belum aman. Anakku, Maya, marilah engkau ikut bersama bibimu.”
Akan tetapi Maya berpendirian lain. Begitu bertemu dengan dua orang murid bibinya, dia merasa tidak suka. Mereka itu berwatak angkuh!
Dan dia sudah merasa kagum dan suka sekali kepada Khu Tek San, maka ia menggeleng kepala dan berkata,
“Terima kasih, Bibi. Akan tetapi aku ingin pergi bersama Khu-ciangkun!”
Mutiara Hitam menghela napas panjang. Dia adalah seorang wanita gagah perkasa yang tidak suka cerewet.
Sekali mengambil keputusan tidak dirubah lagi, dan sekali mendengar keputusan Puteri Maya, keponakannya, tidak banyak berbantah lagi. Hatinya masih tetap keras dan angkuh.
“Baiklah, Puteri Maya. Engkau ikut dengan Khu-ciangkun dan menghadap Pek-humu (Uwamu) Kam Liong pun sama saja. Nah, Khu-ciangkun, pergilah dulu bawa Maya ke selatan. Kami yang tanggung bahwa orang-orang Yucen tidak akan mengganggu perjalanan kalian.”
Khu Tek San memberi hormat, kemudian menggandeng tangan Puteri Maya sambil berkata,
“Marilah kita pergi!” Keduanya melompat turun dari batu besar itu dan berlari pergi. Tidak ada seorang pun yang berani menghalang.
Akan tetapi Khu Tek San yang mencari-cari dengan matanya, tidak melihat adanya pemuda muka kuda yang tadi muncul bersama Raja Yucen….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader