BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Memarahinya di depan sumoinya. Hatinya sakit sekali. Biar sekarang dia mencariku setengah mati, aku tidak akan kembali kepada mereka!
Akan tetapi, ke mana dia dapat pergi? Kalau terus bersembunyi di dalam ruangan bawah itu, tentu suheng dan sumoinya akan dapat menemukannya.
Maya mencari-cari tempat sembunyi. Melihat arca batu yang tadinya mereka pakai sebagai alat melatih tiam-hoat, yang kini sudah pecah dan hanya tinggal kaki dan pinggangnya saja yang masih berdiri di situ.
Hatinya makin sakit, teringat ia betapa dalam latihan itu pun ia dimarahi suhengnya karena membikin pecah arca. Ahh, pecahan arca itu masih berada di situ.
Kalau dia tumpuk di depan rak senjata, tentu merupakan tempat sembunyi yang baik, yaitu di belakang tumpukan, di bawah kolong rak senjata.
Berpikir demikian, Maya lalu menghampiri arca yang tinggal setengah badan bagian bawah, kemudian ia memeluk kaki arca itu, mengerahkan tenaga untuk mengangkatnya.
Namun, arca itu sama sekali tidak dapat ia gerakkan! Ia berdiri memandang penuh penasaran. Sin-kangnya sudah kuat, masa dia tidak dapat mengangkat batu ini?
Menurut ukurannya, biar arca itu masih utuh sekalipun pasti dia akan kuat mengangkatnya. Mengapa kaki arca ini tak dapat dia angkat sedikit pun?
Ia menjadi penasaran, kembali membungkuk, memeluk kedua kaki arca dan mengerahkan tenaga, menarik, membetot dan memutar.
Sisa arca itu tidak terangkat akan tetapi tergeser dan betapa heran rasa hati Maya ketika melihat bahwa di bawah landasan kaki arca itu, lantainya berlubang?
Akan tetapi keheranannya berganti kegirangan dan ia berkata, “Inilah tempat sembunyi yang baik!”
Tanpa ragu-ragu lagi ia lalu memasuki lubang itu dan kembali dia terheran-heran karena di bawah lubang terdapat anak tangga dari batu.
Dengan penuh keheranan, lupa akan niatnya bersembunyi sehingga dia tidak menutup lagi kaki arca di atas lubang dengan hati-hati Maya menuruni anak tangga batu itu, terus ke bawah.
Kiranya di bawah arca itu terdapat sebuah lorong rahasia ke bawah tanah!
Dengan hati-hati akan tetapi sedikitpun juga tidak merasa takut, Maya melanjutkan perjalanannya menuruni lorong kecil.
Dia dapat menduga bahwa lorong ini memang sengaja dibuat orang, berada di bawah istana dan hal ini selain terbukti dari adanya anak tangga batu.
Juga karena lorong ini tidaklah gelap, melainkan mendapat penerangan dari atas, yaitu datang dari sinar penerangan melalui lubang-lubang rahasia.
***
Akan tetapi karena penerangan di malam itu hanya datang dari beberapa buah kamar saja di atas, yaitu kamarnya.
Kamar Siauw Bwee dan kamar Han Ki, juga di dapur, maka makin ia turun ke bawah makin gelaplah cuaca. Maya berhenti dan duduk mengaso.
Teringatlah ia kembali akan tujuannya semula, yaitu bersembunyi. Ah, tempat sembunyi yang baik dan tidak mungkin Han Ki dapat mencarinya di sini.
Ia tersenyum puas, akan tetapi mulai merasa ngeri karena tak lama kemudian tempat itu menjadi gelap sekali.
Hal ini karena adalah penerangan di dapur, yang letaknya di atas tempat itu, dipadamkan oleh Siauw Bwee yang sudah selesai memasak…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader