BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Seorang dara yang keras hati dan tabah, namun untuk bersikap terbuka dan terang-terangan seperti Maya, bicara begitu jujur mengenai urusan cinta, behar-benar dia tidak sanggup!
Maka dia hanya dapat mengangguk saja karena memang dia setuju sekali akan pendapat Maya itu. Suhengnya memang harus dapat memutuskan urusan mereka itu agar tidak menyiksa hati lagi, mengambil pilihan sehingga tidak menimbulkan perasaan cemburu.
Kam Han Ki menarik napas panjang. Memang hal inilah yang dia khawatirkan semenjak dia mengajak Maya dengan paksa kembali ke Pulau Es.
Tadinya dia hendak mengulur waktu, membuat mereka berdua itu lupa akan urusan cinta dengan mengajarkan ilmu-ilmu yang tinggi.
Harus dia akui bahwa cinta kasih hatinya condong kepada Siauw Bwee, akan tetapi betapa mungkin dia mengakui hal itu di depan Maya dan menghancurkan perasaan hati Maya yang amat disayangnya itu?
“Maya-sumoi dan Khu-sumoi…. sungguh berat sekali rasa hatiku menghadapi pertanyaan dan desakan kalian ini. Kalian adalah dua orang sumoiku, yang semenjak kecil bersama-samaku di sini.
Aku sayang kepada kalian berdua, aku rela membela kalian berdua dengan taruhan nyawaku. Aku sayang kalian seperti sayang diriku sendiri.
Bagaimana mungkin aku akan dapat menyakiti dan menyiksa hati kalian, dua orang sumoiku yang tercinta, dan hanya kalian berdua saja yang kumiliki di dunia ini?”
Hening sampai lama setelah Han Ki mengeluarkan kata-kata ini dan pemuda itu menundukkan mukanya, cemas sekali menantikan apa yang akan diucapkan oleh mulut kedua orang sumoinya itu.
Maya dan Siauw Bwee memandang kepada Han Ki, dengan sinar mata tajam seolah-olah sinar mata kedua dara itu hendak membelah dada menjenguk isi hati Han Ki. Mereka berdua, terutama Siauw Bwee, merasa penasaran sekali.
Bukankah suhengnya itu telah menyatakan cinta kasihnya ketika dirawatnya dahulu? Akan tetapi, ketika itu, ingatan suhengnya belum pulih benar sehingga pada waktu itu di dunia ini tidak ada gadis bernama Maya bagi suhengnya.
Sekarang lain lagi! Di sampingnya terdapat Maya, seorang dara yang ia tahu amat cantik jelita dan berilmu tinggi, seorang dara yang amat disayang oleh suhengnya.
“Suheng, kami berdua kini adalah gadis-gadis yang telah dewasa, bukan kanak-kanak lagi. Karena itu, aku pun maklum akan kesulitan yang Suheng hadapi.
Semenjak kecil kita bertiga berada di sini, senasib sependeritaan, maka beratlah bagi Suheng kalau di antara kita sampai terpecah. Maka, aku mempunyai usul, kalau saja Suheng dan Sumoi dapat menerimanya untuk mengatasi kesulitan ini.”
Dengan penuh harapan Han Ki mengangkat muka memandang wajah Maya yang amat cantik itu. Kecantikan Maya inilah yang benar-benar membingungkan hati Han Ki.
Dia memang amat mencinta Siauw Bwee, akan tetapi Maya…. jantungnya selalu berdebar kalau ia memandang wajah sumoinya yang memiliki kecantikan yang luar biasa dan khas itu!
“Apakah usulmu itu, Sumoi?” tanyanya penuh harapan karena tentu saja dia ingin sekali dapat keluar dari kesulitan yang membingungkan hatinya itu.
“Karena Suheng tidak dapat berpisah dari kami berdua, dan menyayang kami berdua, tidak mau menyiksa hati kami berdua, jalan satu-satunya……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader