BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Bagi Suheng hanyalah menjadikan kami berdua sebagai isteri Suheng.”
Pucat seketika wajah Kam Han Ki mendengar usul yang sama sekali tak pernah disangkanya itu.
Juga Siauw Bwee memandang wajah sucinya dengan mata terbelalak, akan tetapi ketika Maya juga memandangnya dan kedua orang wanita itu bertemu pandang, seolah-olah ada permufakatan tanpa kata di antara kedua orang dara itu.
Pada detik itu Siauw Bwee dapat menyelami hati sucinya dan melihat ketidak mungkinan apabila Suheng mereka diharuskan memilih seorang di antara mereka.
Memang hanya itulah jalan satu-satunya yang akan dapat membebaskan mereka dari ancaman kesulitan dan perpecahan.
“Aku tidak melihat jalan lain dan mengingat bahwa kita bertiga senasib sependeritaan sejak kecil aku setuju dengan usul Suci.” Akhirnya Siauw Bwee berkata dengan saura lirih.
“Tidak! Tidak mungkin itu….! Kalian kira aku ini orang apa? Sudah begitu rendahkah batinku sehingga mempergunakan keadaan untuk menang sendiri?
Tidak, andaikata kalian rela sekalipun, aku akan mengutuk diri sendiri, Suhu akan mengutuk aku!” Han Ki yang menjadi bingung itu menutupi muka dengan kedua tangannya.
Siauw Bwee dan Maya saling pandang, kemudian terdengar suara Siauw Bwee berkata, suaranya tegas dan dingin,
“Suheng, kiranya bukan demikianlah sikap seorang jantan! Apalagi seorang pemuda seperti Suheng, murid langsung Suhu Bu Kek Siansu, penghuni Istana Pulau Es! Seorang laki-laki harus dapat mengambil keputusan.
Suheng, katakanlah sejujurnya, siapakah di antara kami berdua yang Suheng beratkan? Sungguh, aku tidak akan menyalahkanmu andaikata engkau memilih Maya-suci.
Katakanlah bahwa engkau hanya mencinta Maya-suci dan memutuskan untuk mengambilnya sebagai isteri, dan aku akan pergi dari sini, tidak akan mengganggu kebahagiaan kalian.”
Han Ki menurunkan kedua tangannya dan memandang Siauw Bwee, sinar matanya penuh duka, akan tetapi dia segera menundukkan mukanya lagi, tidak dapat menjawab.
Suasana menjadi hening, kemudian terdengar suara Maya, juga amat dingin dan tegas.
“Suheng, tidak kunyana bahwa engkau, pria satu-satunya di dunia ini yang kukagumi, yang kuanggap paling sakti, paling kuat, dan paling jantan, ternyata amat lemah.
Mengaku terus terang akan cintamu, engkau tidak berani karena takut melukai hati seorang di antara kami. Kalau engkau mencinta kami berdua.
Engkau tidak berani menikah dengan kami berdua karena takut kalau dipandang sebagai laki-laki mata keranjang oleh dunia.
Kalau begitu, mengapa pula engkau membujuk dan memaksa kami berdua ke sini? Mengapa tidak kaubiarkan saja kami mengembara dan menjauhkan diri darimu yang menyiksa hati kami dengan keraguan?
Suheng, perlu apa engkau menghibur kami dengan melatih ilmu-ilmu tinggi? Kami bukan anak-anak kecil lagi, bukan itu yang kami butuhkan.”
“Maya-suci benar! Suheng, kalau begitu, biarkan kami pergi lagi meninggalkan tempat ini, meninggalkan Suheng dan tidak perlu Suheng mencari kami lagi!” Kata Siauw Bwee.
Dua orang dara itu sudah meloncat berdiri siap untuk pergi meninggalkan Pulau Es. “Nanti dulu….!” Han Ki juga meloncat berdiri, mukanya pucat dan……BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader