BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Namun tiba-tiba Siauw Bwee dengan hebat mencelat ke atas dan bukan hanya dapat menghindarkan diri dari dua kali tendangan.
Bahkan dari atas dia kini membalas dengan tendangan pula ke arah dada Han Ki! Dara itu kini merasa yakin bahwa suhengnya kehilangan ingatan.
Maka dia kini menyerang sungguh-sungguh dengan niat merobohkan Han Ki dari dapat melarikan suhengnya itu dari situ! “Eh, kau lihai!”
Kembali Han Ki berseru dan sambil menjengkangkan tubuh ke belakang, tangannya menyambar dan berusaha menangkap kaki Siauw Bwee yang menendang.
“Plakk!” Sebelum tangan Han Ki dapat menangkap kaki yang menendang itu, kaki ke dua dari dara itu telah menghantam tangannya dari samping sehingga kembali tangkapannya meleset.
Akan tetapi pertemuan tenaga itu membuat tubuh Siauw Bwee terlempar lagi. Dara itu berjungkir balik dan dapat turun dengan tegak di atas lantai.
“Aihhh…. bagaimana kau bisa sehebat ini?” Han Ki mulai merasa heran dan kini dia menerjang dan mengirim serangkaian serangan pukulan yang mendatangkan angin dahsyat.
Siauw Bwee tentu saja mengenal pukulan-pukulan ini dan cepat dia menghadapinya dengan elakan dan tangkisan.
Diam-diam ia merasa terharu dan juga bingung sekali. Menghadapi suhengnya seperti ini, teringat ia akan keadaan mereka ketika berlatih di Pulau Es dahulu.
Akan tetapi dia tahu bahwa saat ini suhengnya bukannya sedang berlatih, melalnkan menyerangnya dengan sungguh-sungguh!
“Hebat, engkau Nona! Sungguh menarik sekali dan menyenangkan dapat berlatih ilmu denganmu!”
Ucapan Han Ki ini membuktikan akan dasar wataknya yang baik, dan bahwa dia tidak akan mempunyai niat kejam terhadap lawan.
Karena terpaksa oleh perintah Koksu maka dia berusaha merobohkan dan menangkap Siauw Bwee.
Akan tetapi ucapan yang tidak sengaja itu membuat Siauw Bwee makin terharu dan dua titik air mata menetes turun.
“Wuuutttt!” “Alhhh…. plakkk!” Hampir saja Siauw Bwee roboh oleh air matanya sendiri. Karena terharu dan matanya menjadi kabur oleh air mata, totokan tangan kiri Han Ki hampir mengenai sasarannya.
Yaitu di lambung kanan. Untung ia masih cepat dapat menggerakkan kakinya yang telah memiliki ilmu gerak kaki kilat dan dapat pula menangkis totokan ltu dengan tangan kanannya.
Kemudian ia terhuyung dan kini Siauw Bwee terpaksa harus mengerahkan seluruh kepandaiannya, bahkan dia juga harus menggunakan ilmu gerak kaki tangan kilat untuk mempertahankan diri.
Biarpun demikian, dia masih selalu terdesak dan tidak mampu balas menyerang, sungguhpun sampai sekian lamanya Han Ki belum dapat merobohkannya! Coa Leng Bu memandang bingung.
Mendengar disebutnya suheng oleh Siauw Bwee dia dapat menduga bahwa tentu laki-laki yang amat lihai itulah penghuni Istana Pulau Es, murid dari Bu Kek Siansu.
Melihat jalannya pertempuran yang demikian hebatnya, ia maklum bahwa murid keponakannya itu takkan dapat menang, dan untuk membantu pun ia merasa bahwa kepandaiannya terlampau rendah.
Gerakan dua orang itu amat hebat, amat indah, dan sukar dimengerti karena mengandung keanehan. Kalau sampai Siauw Bwee tertawan, dia akan mengamuk dan …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader