BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Yang mengubur dua orang encinya. Mendengar nama Han Ki, mereka terkejut karena nama Han Ki sudah amat terkenal sebagai adik Menteri Kam yang sakti.
Mereka lalu membunuh enam orang bekas anggauta Beng-kauw itu, kemudian diam-diam mereka mengintai dan menyaksikan dengan penuh takjub betapa pendekar itu membongkar batu-batu besar.
Ucapan Pat-jiu Sin-kauw tadi memang benar. Biarpun Han Ki hampir kehabisan tenaga membongkar batu-batu tadi, kalau saja dia tidak pingsan, belum tentu enam orang itu akan mampu menandinginya.
Kini empat orang itu berlompatan mendekati tubuh Han Ki yang pingsan tak bergerak, kelihatan mereka masih takut-takut kemudian Pat-jiu Sin-kauw hendak menotok tubuh yang pingsan itu.
“Jangan!” Tiba-tiba Liem Cun, isteri Coa Sin Cu, mencegah. “Orang dengan kesaktian seperti dia ini, siapa tahu tidak akan terpengaruh kalau ditotok. Aku mempunyai akal yang lebih aman bagi kita.”
Nyonya yang cantik dan cerdik, bekas murid Hoa-san-pai yang murtad itu mengeluarkan sebuah bungkusan merah, mengeluarkan seguci arak, kemudian menuangkan arak ke dalam cawan.
Setelah itu, bungkusan dibuka dan dia menjumput sedikit bubuk merah yang ia masukkan ke dalam cawan.
“Buka mulutnya, paksa obat ini masuk ke perutnya!” katanya. Melihat Pat-jiu Sin-kauw dan Thian Ek Cinjin ragu-ragu, Coa Sin Cu tertawa.
“Ha-ha, percayalah akan kemanjuran racun isteriku itu. Biar dia dewa sekalipun, kalau minum racun ini dalam waktu sehari semalam dia akan pingsan terus!”
Mulut Han Ki yang sedang pingsan itu dibuka dan arak itu dituangkan ke dalam mulutnya. Karena masuknya arak ini ke perut dan menyumbat tenggorokan.
Han Ki siuman dari pingsannya. Ia meronta dan melompat bangun sehingga empat orang itu terlempar ke kanan kiri.
Akan tetapi Han Ki terhuyung-huyung dan jatuh lagi, pingsan untuk kedua kalinya, akan tetapi kali ini karena pengaruh racun yang dipaksa memasuki perutnya.
“Hebat, dia lihai bukan main!” Pat-jiu Sin-kauw mengebut-ngebutkan bajunya yang kotor karena dia tadi terlempar jatuh.
“Mengapa tidak dibunuh saja orang yang berbahaya ini?” Thian Ek Cinjin berkata sambil mengerutkan alisnya, merasa ngeri menyaksikan kesaktian pendekar itu.
“Ah, dia tepat sekali bagi kita,” kata Coa Sin Cu. “Dia inilah yang akan menjadi pembuka jalan, menjadi kunci ke dalam gedung Bu-koksu.
Kalau Pat-jiu Sin-kauw dan Totiang berdua datang menghadap Bu-koksu seperti yang kita rencanakan, menghadap begitu saja.
Aku masih khawatir kalau-kalau Koksu menjadi curiga dan tidak mau menerima bantuan kalian. Akan tetapi kalau kalian membawa Kam Han Ki sebagai tawanan.
Tentu dia percaya karena orang ini adalah seorang buruan, musuh pemerintah. Begitu muncul kalian membawa tangkapan yang penting ini, berarti telah membuat jasa besar.
Tentu Bu-koksu akan menerima kalian sebagai pengawal dan kalau sudah begitu akan lancarlah usaha kita. Pek-mau Seng-jin, koksu dari Yucen tentu akan girang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader