BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Sekali mendengar bahwa kalian sudah berhasil menyelundup ke sana dan menduduki jabatan penting!”
Dua orang kakek itu mengangguk-angguk dan berangkatlah mereka berdua membawa Han Ki yang pingsan, dan membawa pula bekal obat merah Liem Cun.
Setiap sehari semalam, mereka mencekokkan obat merah dan arak ke dalam perut Han Ki sehingga pendekar ini berada dalam keadaan pingsan terus-menerus selama sepuluh hari!
Tepat seperti yang diperhitungkan oleh Coa Sin Cu, Bu Kok Tai, koksu negara itu menjadi girang sekali ketika menerima dua orang pendeta yang membawa Han Ki sebagai tangkapan itu.
Otomatis keduanya diterima dan diangkat menjadi pengawal, akan tetapi koksu yang cerdik itu tidak membunuh Han Ki atau menyerahkan kepada pengadilan kota raja untuk diadili.
Tidak, koksu ini terlalu cerdik untuk membunuh Han Ki begitu saja. Dia sudah mendengar akan kelihaian pendekar ini.
Bahkan sudah mendengar akan sepak terjang Han Ki ketika membasmi ribuan orang tentara Mancu, dan tahulah dia bahwa amat sukar mencari seorang yang memiliki ilmu kepandaian seperti Kam Han Ki.
Alangkah akan kuat kedudukannya, terjamin keamanannya, kalau dia dapat memiliki seorang pengawal seperti ini!
Apalagi kalau dipikir bahwa dia dapat memetik ilmu-ilmu kesaktian dari pendekar ini. Akan tetapi tentu saja tidak mungkin membujuk pendekar ini untuk menjadi pengawalnya.
Bu Kok Tai tidak kekurangan akal. Dia, di samping ilmunya yang tinggi, juga sudah lama tinggal di daerah Himalaya dan dia mempunyai bubuk racun dari Himalaya.
Buatan seorang pendeta aliran hitam, yang disebut I-hun-tok-san. Bubuk beracun ini dapat dicampur kan dengan makanan atau minuman.
Dan siapa yang meminumnya akan kehilangan ingatannya dan seperti dalam keadaan dihypnotis, menurut segala perintah orang yang menguasainya pada pertama kali.
Demikianlah, dengan menggunakan I-hun-tok-san ini, Bu-koksu memberi minuman racun ini kepada Han Ki, selama tiga hari berturut-turut.
Ketika sadar, Han Ki mendapatkan dirinya di sebuah kamar yang amat bagus dan di dekat pembaringannya duduk Bu-koksu.
Yang dengan ramah-ramah memberitahukan bahwa koksu itu menolongnya dari keadaan pingsan dan hampir mati.
Han Ki adalah seorang yang memiliki dasar watak pendekar budiman. Seorang pendekar tidak pernah melepas budi.
Akan tetapi selalu ingat akan budi orang lain, maka biarpun ingatannya samar-samar dan ia sudah lupa mengapa dia pingsan di bukit dan hampir mati.
Kenyataannya bahwa dia berada di situ dan terawat baik membuat ia tidak meragukan lagi akan pertolongan orang lain, maka dia menghaturkan terima kasih.
Demikianlah, dengan amat pandai Bu-koksu mengambil hati Han Ki yang kehilangan ingatannya, bahkan memanggil taihiap dan menganggapnya sebagai seorang adik sendiri.
Han Ki disuruh menyebutnya Bu-loheng (Kakak Tua Bu), sebuah sebutan yang amat langka bagi orang lain dan semenjak itu, Han Ki menjadi pengawal Bu-koksu yang amat setia.
Namun, ada hal yang mengecewakan hati Bu-koksu. Biarpun Han Ki tidak kehilangan ilmu kepandaiannya yang sudah mendarah daging dan tidak membutuhkan ingatan lagi.
Namun pemuda itu sama sekali tidak dapat mengajarkan ilmu silat karena pemuda itu sudah lupa sama sekali…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader