BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mengambil bungkusan kain kuning, membukanya dan setelah mendapat kenyataan bahwa kitab itulah yang dimaksudkan Lie-pangcu.
Dia cepat melangkah hendak keluar dari kamar itu. Akan tetapi ketika ia harus melangkahi tubuh Lie-pangcu yang tidur mendengkur di atas lantai, dia berhenti dan melirik dengan sinar mata tajam.
Dia tahu bahwa kakek ini amat lihai, jauh lebih lihai daripada Ouw-pangcu, maka kalau nanti terbangun dan melihat lenyapnya kitab dan mengejarnya.
Berarti dia akan menambah seorang musuh yang amat berat. Dia sedang tidur, mengapa tak kubunuh saja?
Setelah berpikir demikian, secepat kilat Ang Hok Ci melangkah mundur, memegang goloknya erat-erat lalu mengayun goloknya itu ke arah leher kakek yang tidur pulas.
Saking gugupnya, bacokannya meleset dan mengenai pundak Lie Soan Hu, ketua lembah. “Crookk!” Pundak itu putus berikut lengan kanan Si Kakek yang pulas.
Akan tetapi, mata Ang-siucai terbelalak dan mukanya menjadi pucat ketika ia melihat betapa luka di pundak itu tidak mengeluarkan darah dan Si Kakek masih enak-enak tidur mendengkur!
Hal ini tentu saja membuat dia terkejut dan ketakutan, disangkanya kakek itu mempermainkannya, maka segera ia meloncat keluar kamar dan memasuki pintu rahasia.
Di sebelah belakang pondok yang sudah dikenalnya, kemudian dia lari dari tempat itu, tidak mempedulikan lagi Siauw Bwee dan kakek obat yang masih mengamuk di luar.
Pada saat itu, keadaan Yu Goan dan Ouw-pangcu sudah payah. Tubuh mereka sudah penuh luka dan mereka tahu bahwa dikeroyok dari atas dan bawah anak tangga.
Mereka tidak dapat melarikan diri lagi. Biarpun banyak pula pengeroyok yang mereka robohkan, namun karena jumlah mereka amat banyak, kedua orang yang sudah luka-luka ini mulai kehabisan tenaga.
“Jangan bunuh mereka, tangkap hidup-hidup!” Teriakan ini keluar dari mulut Ang-siucai yang sudah tiba di tempat itu.
Dia tadi menyaksikan betapa Siauw Bwee dan Coa Leng Bu nengamuk dengan hebat, maka ia menjadi khawatir sekali.
Kalau tadinya dia dapat mengharapkan bantuan kakek ketua lembah yang lihai, kini tidak mungkin lagi.
Pula, benda yang dicarinya, yang membuat dia mengadakan pengacauan sampai berbulan-bulan di tebing dan lembah, kini telah tersimpan di balik jubahnya.
Tugasnya telah selesai, kini tinggal mencari jalan untuk keluar dengan selamat. Melihat Ouw-pangcu dan Yu Goan terkepung rapat, dia melihat jalan keluar itu.
Maka segera ia berseru agar menawan dua orang itu hidup-hidup. Betapapun juga, seruan ini menyelamatkan nyawa Ouw-pangcu dan Yu Goan.
Para pengeroyok menubruk dengan nekat dan akhirnya mereka ditangkap dan ditotok sehingga lumpuh.
Ang Hok Ci lalu mengumpulkan kawan-kawannya, yaitu orang-orang Han yang datang bersamanya. Dia datang ke daerah itu dan diam-diam kemudian disusul oleh dua puluh orang temannya.
Akan tetapi sekarang teman-temannya itu hanya tinggal lima orang saja. Selebihnya sudah tewas, sebagaian besar tewas di tangan Siauw Bwee dan Coa Leng Bu.
Dengan cepat Ang-siucai mengempit tubuh Yu Goan dan seorang temannya membawa tubuh Ouw Teng, kemudian mereka berenam meninggalkan tempat itu melarikan diri melalui terowongan yang…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader