BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mengganti uang makanan, hotel dan harga kedua ekor kuda ini. Mana uang kita cukup, Suci?” Muka Liang Bi menjadi merah.
Bukan itu maksudku. Yang kubayar adalah kelancangannya dan kekurangajarannya, kubayar dengan makian, kalau perlu kuhajar dia!”
“Awas, Suci….!” Cui Leng tiba-tiba berseru dan tangannya menangkap sebatang anak panah yang meluncur ke arah dadanya.
Akan tetapi, tanpa diperingatkan pun, Liang Bi sudah bergerak cepat dan tangan kirinya sudah pula berhasil menangkap sebatang anak panah yang menyambarnya.
Tiba-tiba terdengar suara bercuitan nyaring dan belasan batang anak panah menyambar ke arah kuda tunggangan mereka!
Dengan anak panah rampasan, kedua orang dara perkasa ini menangkis, akan tetapi tidak urung ada anak panah yang menancap di perut kuda mereka.
Keduanya berseru keras dan melompat ke atas, berjungkir-balik dan turun ke atas tanah sambil mencabut pedang. Dua ekor kuda itu roboh dan berkelojotan.
Dari depan terdengar sorakan dan muncullah dua puluh orang lebih, berlari-lari ke arah mereka. “Kau masih tidak percaya, Suci?”
Cui Leng berkata, teringat akan bunyi surat. Namun sucinya menjawab kaku, “Ini tentu perbuatan Si Laknat itu. Kalau muncul gerombolan perampok ini, tentu dialah kepalanya!”
Akan tetapi setelah gerombolan perampok yang terdiri dari dua puluh delapan orang, ternyata bukan dipimpin pemuda tampan yang dicurigai.
Melainkan dikepalai oleh dua orang laki-laki tinggi besar yang mukanya penuh brewok dan matanya lebar, bersenjata golok besar di tangan kanan dan sebatang cambuk di tangan kiri.
Adapun semua anggauta perampok bersenjata golok besar, di pinggang mereka tampak gulungan tali hitam. Tidak tampak pemuda tampan di antara mereka.
“Ha-ha-ha-ha! Suheng! Sungguh untung anak panah kita tadi tidak melukai mereka. Kiranya mereka adalah dua orang nona yang begini denok, sayang kalau terluka.
Hari ini kita mendapat untung besar, kita berdua akan memperoleh seorang satu, ha-ha-ha!” Perampok ke dua yang bertahi lalat di ujung hidungnya tertawa.
“Kau benar, Sute. Sudah lama kita menjadi duda, dan dua orang nona ini patut menjadi isteri kita. Eh, dua orang nona yang jelita, kalian siapakah dan hendak ke mana?
Jangan takut, kami tidak akan mengganggu kalian, bahkan hendak mengangkat kalian menjadi isteri yang tercinta dan hidup mewah di Puncak Kwi-hwa-san,” kata perampok ke satu yang matanya merah.
“Keparat yang bosan hidup!” Cui Leng membentak dan menudingkan pedangnya. “Jangan sembarangan membuka mulut besar yang berbau menjijikkan!
Buka lebar-lebar kedua mata dan telingamu. Kami suci dan sumoi adalah murid-murid Ketua Siauw-lim-pai! Kalian telah lancang tangan membunuh kuda kami, hayo kalian ganti dengan kedua telinga kalian.
Buntungkan daun telinga kalian dan kami akan mengampuni jiwa anjing kalian!” “Ha-ha-ha-ha! Yang galak ini tentu sumoinya. Wah, cocok dengan aku, Suheng, aku suka yang liar dan panas. Biar sucinya itu untukmu, lebih cocok.”…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader