BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – “Benar, Sute. Aku lebih suka yang tenang hemm…., tenang menghanyutkan. Ha-ha-ha!” “Monyet busuk! Kalian benar-benar sudah bosan hidup!” bentak Cui Leng pada para perampok ini.
“Sumoi, perlu apa banyak bicara dengan cacing rendah ini? Kita basmi mereka!” kata Liang Bi yang sudah menerjang maju diikuti sumoinya yang sudah marah sekali.
Akan tetapi sambil tertawa, dua orang kepala perampok itu meloncat ke belakang, jauh dari mereka dan memberi aba-aba dengan suara nyaring kepada anak buahnya yang cepat mengurung dua orang gadis itu.
Dengan sikap tenang Liang Bi dan Cui Leng memasang kuda-kuda dan memperhatikan gerak-gerik para pengepung mereka yang sudah membuat lingkaran mengelilingi mereka.
Dengan pedang melintang di depan dada, tangan kiri diangkat tinggi ke atas kepala berdiri mengadu punggung, kedua orang gadis itu merupakan dua orang pendekar wanita yang amat berbahaya.
Dan hal ini agaknya dimengerti oleh dua orang kepala perampok maka mereka tidak berani melayani secara langsung melainkan menyuruh anak buah mereka mengeroyok.
Andaikata dua puluh delapan orang anak buah perampok itu mengeroyok secara liar dengan senjata mereka itu akan mudah dibasmi oleh Liang Bi dan Cui Leng.
Akan tetapi kiranya dua orang kepala rampok itu adalah orang-orang kasar yang memiliki kepandaian tinggi sehingga anak buah mereka pun terlatih, bahkan pandai membentuk barisan yang kini mulai mengelilingi dua orang dara perkasa itu.
Atas perintah dua orang kepala rampok, anak buah mereka kini melolos gulungan tali hitam. Kembali dua orang pemimpin itu meneriakkan perintah dan tiba-tiba tampak sinar hitam melayang dari sekeliling dua orang gadis itu.
Kiranya para anak buah perampok itu telah melontarkan tali hitam ke arah mereka dan tali-tali itu akan melibat tubuh mereka berdua.
Liang Bi dan Cui Leng tidak menjadi gentar dan cepat mereka memutar pedang menyambut. Beberapa helai tali hitam terbabat putus.
Akan tetapi ada yang menyambar ke arah kaki dan tubuh mereka sehingga terpaksa keduanya meloncat ke sana ke mari sambil memutar pedang.
Biarpun tidak ada tali yang dapat membelit tubuh mereka, namun mereka menjadi terpisah dan segera dua puluh delapan orang itu terpecah menjadi dua rombongan, masing-masing empat belas orang mengurung Liang Bi dan Cui Leng!
Sehelai tali melibat kaki Cui Leng. Pemegang tali tertawa girang akan tetapi suara ketawanya berubah pekik ketakutan ketika tubuhnya melayang ke udara karena dara ini menggerakkan kakinya yang terbelit tali sedemikian kuatnya.
Sehingga pemegangnya terbawa melayang ke atas dan terlempar ke arah dara ini yang menyambut dengan babatan pedangnya.
“Crokkk!” Perampok itu roboh dan mati seketika karena pinggangnya hampir putus! Mulailah para perampok itu menerjang dengan golok mereka dan dua orang dara perkasa itu menggerakkan pedang mengamuk.
Biarpun para perampok itu rata-rata pandai mainkan golok, namun menghadapi Liang Bi dan Cui Leng, sebentar saja enam orang roboh tak dapat bangun kembali.
Sedangkan beberapa orang lagi terlempar kena tendangan dan merangkak bangun lagi sambil mengaduh-aduh. Kacau-balaulah kea…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader