BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Hanya mendapatkan gadis-gadis yang lemah, maka munculnya dua tangkai bunga harum di depan hidungnya yang ternyata adalah murid-murid Siauw-lim-pai yang gagah perkasa, telah mengusik nafsu berahinya.
“Setelah makan, kita mengambil bekal pakaian di hotel Nam-am kemudian membeli roti kering untuk bekal di perjalanan,” kata pula gadis baju biru.
“Apakah tidak perlu membeli kuda, Suci?” “Ahh, mana bisa kita begitu royal, Sumoi? Membeli kuda bukanlah hal yang murah. Pula, kalau kita menggunakan ilmu lari cepat tidak banyak bedanya dengan menunggang kuda.”
“Akan tetapi tidak melelahkan, Su-ci….” “Hemm, Sumoi. Dari mana engkau akan mendapatkan uang untuk membeli dua ekor kuda? Kalau bekal uang kita ditambah perhiasan ditukarkan kuda, habis bagaimana kita akan membeli makanan?
Sudahlah, jangan rewel….” Suma Hoat bangkit dari bangkunya, menghampiri pengurus restoran, berbisik-bisik dan mengeluarkan beberapa potong perak dari sakunya, kemudian pergi meninggalkan restoran.
Diikuti pandang mata dua orang murid perempuan Siauw-lim-pai akan tetapi Suma Hoat sendiri tidak pernah menengok.
“Agaknya engkau salah duga, Suci. Dia bukan orang jahat. Kelihatannya lebih pantas menjadi seorang pendekar, begitu halus gerak-geriknya seperti seorang pelajar, dan wajahnya….”
“Sumoi!” Sumoinya tersenyum, akan tetapi kedua pipinya merah. “Suci, kalau tidak salah tahun ini usiamu sudah dua puluh tahun, bukan? Dan aku sudah delapan belas tahun.
Kita sudah dewasa dan selama bertahun-tahun kita selalu tekun mempelajari ilmu silat. Salahkah kalau sebagai gadis-gadis dewasa, sekali-kali kita memandang dan memperhatikan seorang pemuda yang menarik hati?
Betapapun juga, kelak kita tentu akan bertemu jodoh, Suci….” “Hush! Sumoi, memalukan sekali bicaramu! Sungguh melanggar susila!”
Gadis baju merah menahan ketawa, menutup mulut dan memandang sucinya dengan mata berseri. “Suci, maafkan kalau aku membantah.
Gadis-gadis dewasa merasa tertarik dan membicarakan seorang pemuda yang gagah dan tampan, mengapa kaukatakan melanggar susila?
Kalau begitu pendapatmu, tentu akan terjadi makin banyak lagi peristiwa yang menyedihkan seperti dalam dongeng Sam Pek dan Eng Tai!
Laki-laki boleh memilih jodoh, apakah kita kaum wanita hanya dijadikan budak belian, diberikan siapa saja di luar kehendak kita untuk menjadi isteri orang?
Tidak, Suci. Kuanggap sudah wajar kalau kita pun tertarik kepada pria yang memenuhi selera hati kita dan….” “Cukup, Sumoi! Agaknya kau tergila-gila kepada dia tadi, ya? Sungguh tak tahu malu!”
“Tergila-gila sih tidak, hanya aku mengatakan bahwa dia itu seorang pemuda yang gagah tampan dan halus gerak-geriknya….”
“Sudahlah. Mari kita pergi! Kalau terdengar orang, sungguh memalukan!” Si Gadis Baju Biru lalu bangkit berdiri, diikuti sumoinya yang tersenyum-senyum memanggii pelayan.
“Hitung semua berapa!” kata Sang Suci dengan suara agak keras karena…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader