BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG –Mendengar komando saja mereka kedua pihak telah menyerbu dan menyerang Siauw Bwee. Dara perkasa ini terkejut dan heran akan tetapi juga marah dituduh penculik.
Tubuhnya berkelebat ke depan, menyambar-nyambar laksana burung walet menyambar sekumpulan laron sehingga terdengarlah orang-orang mengaduh disusul robohnya belasan orang berturut-turut!
Untung bagi mereka bahwa Siauw Bwee masih menaruh kasihan, menganggap mereka itu orang-orang keras kepala yang bodoh dan dimabok dendam.
Maka dia masih menahan tenaganya dan hanya merobohkan mereka tanpa membunuh.
“Tahan…. Apakah kalian telah gila mengeroyok Khu-lihiap? Berhenti semua….dia bukan penculik!”
Siauw Bwee melompat kedekat pintu, berdiri di sebelah Lu Gak yang telah duduk di depan pintu, menggerak-gerakkan tangan kanannya dengan marah.
Semua orang kedua kaum cacat itu memandang Lu Gak dan seorang kakek lengan buntung berkata,
“Lu-supek, Suhu The Bian Le telah diculik orang. Siapa lagi yang mampu jadi penculik Suhu kalau bukan Nona ini?”
“Juga ketua kami diculik oleh Nona ini!” berkata seorang tokoh kaki buntung.
Lu Gak menggeleng-gelengkan kepalanya, “Hemm…. kalian sudah gila semua, gila oleh dendam permusuhan sehingga melontarkan fitnah dan tuduhan secara membabi-buta.
Apakah kalian melihat sendiri Khu-lihiap menculik kedua orang ketua kalian?”
“Kemarin pagi ketua kami menyatakan hendak mengadakan per tandingan pibu secara diam-diam di dekat rawa melawan ketua lengan buntung,” demikian kakek yang berkaki buntung bercerita.
“Kami dilarang turun karena pibu itu merupakan pibu perorangan diantara kedua ketua, dan dilakukan diam-diam agar jangan diketahui oleh Nona ini yang melarang pibu.
Akan tetapi sampai sehari ketua kami tidak pulang, maka terpaksa kami menyusul ke rawa.
Pada waktu senja itu, ketika kami tiba di dekat rawa, kami bertemu rombongan lengan buntung yang juga mencari ketua mereka.
Akan tetapi kedua pihak kami hanya mendapatkan lengan baju yang buntung dari ketua lengan buntung dan tongkat ketua kami.
Karena tidak kelihatan mayat di situ, berarti ketua kami diculik dan siapa lagi yang sanggup menculiknya kalau bukan Nona ini?”
Tiba-tiba Siauw Bwee melangkah maju dan orang-orang kedua kaum itu otomatis melangkah mundur. Mereka jerih terhadap Siauw Bwee yang luar biasa lihainya.
“Permusuhan di antara kalian telah menimbulkan banyak malapetaka. Lihat Lu-locianpwe ini, karena dialah satu-satunya orang yang sadar dan waras di antara kedua kaum, dia berusaha mendamaikan dan apa yang kalian perbuat terhadapnya?
Membuntungi kedua kakinya! Padahal dialah yang paling tepat memimpin kalian dari dua kaum ke arah jalan yang benar penuh damai.
Sekarang, ketua kalian lenyap diculik orang, dan kalian datang pula menuduh Lu-locianpwe dan aku penculik nya!
Hemm, kalau tidak ingat betapa besar, rasa sayang Locianpwe ini kepada kedua kaum yang gila, agaknya aku akan senang untuk membunuh kalian semua.
Seperti membasmi lalat-lalat busuk yang hanya mengotori dunia! Sekarang agaknya Thian sendiri yang menghukum kalian …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader