BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – mundur sambil memandang. Kiranya di situ telah berjaga seorang panglima pengawal yang bertubuh tinggi besar dan memegang sebatang toya kuningan yang berat.
Kini panglima itu terus menerjangnya dan toyanya yang diputar menimbulkan angin bersuitan. Han Ki mengelak ke kanan kiri dan mengerahkan tenaga lalu membabat dari samping.
“Tranggg!” Bunga api berhamburan dan panglima tinggi besar itu berseru kaget, tubuhnya terguling lalu ia bergulingan dan baru meloncat bangun setelah agak jauh, memandang ujung toyanya yang buntung oleh sambaran pedang di tangan Han Ki tadi!
Sementara itu, Suma Kiat, Siangkoan Lee dan para panglima yang tadi mengeroyoknya, telah mengejar sampai di situ dan kembali Han Ki dikurung dan dikeroyok.
Makin lama makin bertambah banyak jumlah pengeroyok karena tanda bahaya telah dipukul sehingga panglima dan pengawal yang berada di istana muncul semua!
Betapapun tinggi ilmu kepandaian Han Ki, namun menghadapi pengeroyokah begitu banyak orang lihai sedangkan dia menjaga agar jangan sampai membunuh lawan, tentu saja Han Ki menjadi kewalahan.
Dia memang menerima gemblengan seorang manusia sakti seperti Bu Kek Siansu, menerima pelajaran ilmu sllat yang amat tinggi.
Bahkan telah mempelajarl inti sari ilmu silat sehingga segala macam ilmu silat yang dimainkan lawan dapat ia kenal sumber dan gerakan dasarnya.
Akan tetapi selama belasan tahun ini waktunya habis untuk berlatih dan belajar. Dia belum mempunyai banyak pengalaman dalam pertempuran, apalagi dikeroyok begini banyak panglima dan pengawal yang pandai!
Namun, harus dipuji keuletan pemuda ini. Biarpun tubuhnya dihujani serangan senjata dari segenap penjuru, ia masih dapat mempertahankan diri.
Memutar pedang menangkis dengan gerakan lincah ke sana ke mari, bahkan masih sempat menggunakan tangan kirinya.
Kadang-kadang untuk menyampok senjata lawan dan kadang-kadang menggunakannya dengan pengerahan sin-kang untuk mendorong pengeroyok sampai terjengkang atau terhuyung mundur.
Entah berapa belas orang pengeroyok yang ia robohkan dengan tendangan kedua kakinya, merobohkan mereka tanpa membunuh, hanya mematahkan tulang kaki dan mengakibatkan luka ringan saja.
Jenderal Suma Kiat yang memimpin pengeroyokan ini, berulang-ulang menyumpah-nyumpah. Dia dibantu oleh pasukan pengawal.
Bahkan para panglima yang menjadi rekan-rekannya, yang ia tahu memiliki kepandaian tinggi, dengan jumlah seluruhnya tidak kurang dari lima puluh orang, masih belum mampu membekuk pemuda itu setelah mengeroyok selama tiga empat jam!
Bahkan ada belasan orang anak buah pengawal yang roboh tertendang atau terdorong oleh pemuda itu! Benar-benar amat memalukan, dikeroyok Han Ki masih bisa bertahan!
“Panggil semua panglima yang berada di luar istana! Datangkan bala bantuan pengawal luar istana!” bentak Suma Kiat kepada anak buahnya yang cepat melaksanakan perintah itu.
Han KI masih memutar pedangnya dan makin lama makin mendekati istana. Dia tahu bahwa tidak mungkin dia dapat bertahan terus.
Tubuhnya basah kuyup, bukan oleh air kolam ikan tadi yang sudah menjadi, kering kembali melainkan dari keringatnya sendiri. Tubuhnya mulai…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader