BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Di urus! Dia ini sudah rusak karena terlalu dimanja,” Han Ki berkata dengan sikap tenang, akan tetapi sebenarnya pemuda ini merasa betapa perutnya menjadi panas dan ingin sekali dia menempeleng kepala gadis cilik yang menggemaskan itu.
Kedua pipi Maya menjadi merah saking marahnya dan ia membusungkan dada menegakkan kepala ketika memandang Han Ki sambil berkata, “Aku sudah rusak karena dimanja, ya? Dan kau sudah bobrok karena sombong!”
“Maya!” Khu Tek San membentak marah. “Kenapa sikapmu tiba-tiba berubah seperti ini? Engkau amat sopan dan hormat kepadaku, mengapa kepada Kamsusiok….”
“Karena engkau seorang yang baik dan gagah, Paman Khu. Dan dia ini…. hemm….”
“Dia pamanmu sendiri!” Khu Tek San memperingatkan.
“Paman apa? Aku tidak mempunyai paman seperti dia!”
“Kalau engkau puteri Raja Khitan, berarti dia ini pamanmu sendiri!”
Maya mencibirkan bibirnya. “Aku pun bukan puteri Raja Khitan….”
“Apa….?” Khu Tek San berseru heran, bahkan Han Ki juga menoleh, memandang anak perempuan itu dengan alis berkerut. Memang pemuda ini merasa terheran-heran melihat Maya.
Seorang anak perempuan yang “terlalu” cantik jelita, yang terlalu berani dan kini juga ternyata terlalu galak! Patutnya menjadi puteri Ratu Siluman!
“Sesungguhnyalah, Paman Khu. Tadinya aku tidak ingin membuka rahasia ini, akan tetapi untuk membuktikan bahwa aku bukanlah keponakan dia ini.
“Terpaksa kukatakan bahwa aku sebenarnya bukan Puteri Raja dan Ratu Khitan! Aku hanyalah seorang keponakan luar saja yang diambil anak sejak kecil. Aku hanyalah anak angkat saja!”
Khu Tek San mengangguk-angguk dan berkata, “Biarpun demikian, berarti engkau adalah puteri Raja Khitan. Maya!
Dan karena itu, engkau tidak boleh bersikap kurang ajar terhadap Kam-susiok. Dia adalah adik misan Raja Khitan! Selain itu, kalau tidak ada Kam-susiok ini, apakah, kaukira kita dapat selamat?”
“Cukuplah, Khu-ciangkun. Di sebelah depan ada rombongan orang, sebaiknya kita melanjutkan perjalanan dan menyusul rombongan itu. Aku ingin tahu siapakah mereka yang lewat di daerah sunyi ini,” kata Han Ki.
“Baiklah, Susiok.” Khu Tek San lalu mengajak Maya mengejar Han Ki yang sudah membalapkan kudanya. Maya menurut dengan mulut cemberut.
Entah mengapa, dia merasa tidak senang kepada Han Ki semenjak pemuda itu muncul dengan gaya yang dianggapnya sombong dan angkuh, yang dianggapnya tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap dirinya!
Pandang mata pemuda itu menyapu lewat begitu saja seolah-olah dia hanyalah sebuah patung yang tiada harganya untuk dipandang dengan perhatian. Pemuda itu sama sekali tidak memperhatikannya! Pemuda itu sombong dan dia membencinya!
Khu Tek San diam-diam merasa kagum sekali ketika tak lama kemudian melihat bahwa benar-benar terdapat serombongan orang di sebelah depan. Ia kagum akan ketajaman mata dan telinga pemuda yang menjadi susioknya itu.
Hal ini saja menebalkan dugaannya bahwa pemuda ini tentu memiliki kepandaian yang luar biasa tingginya!…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader