BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mereka bertiga menahan kuda ketika melewati rombongan itu. Melihat pakaian dan bendera yang terpasang di atas sebuah kereta, tahulah Khu-ciangkun dan Han Ki bahwa rombongan itu adalah serombongan piauwsu yang mengawal barang-barang dalam kereta itu.
Mereka terdiri dari tujuh orang yang bersikap gagah dan bendera yang berkibar di atas kereta dihias lukisan sebatang golok dengan sulaman benang perak, di bawah golok ditulisi huruf “Gin-to Piauw-kiok” (Perusahaan Pengawal Golok Perak).
Melihat datangnya tiga orang penungang kuda, tujuh orang piauwsu itu dengan sikap tenang dan waspada sudah menjaga kereta dan mata mereka memandang ke arah Khu Tek San penuh selidik.
Panglima she Khu ini sudah mendengar akan kegagahan para piauwsu “Golok Perak”, maka ia cepat menjura dan berkata,
“Cu-wi Piauwsu hendak mengantar barang ke manakah?”
Kecurigaan tujuh orang itu berkurang ketika mereka menyaksikan sikap Khu Tek San yang ramah dan sopan, juga Khu-ciangkun tampak gagah perkasa, sedangkan Kam Han Ki biarpun membawa pedang di punggungnya namun kelihatan halus sikapnya, halus dan tampan.
Tidak patut menjadi anggauta perampok, apalagi Maya, gadis cilik itu. Pemimpin mereka, seorang yang dahinya lebar, membalas penghormatan Khu Tek San sambil berkata,
“Kami tujuh orang piauwsu dari Gin-to Piauw-kiok hendak pergi ke kota raja, mengantar barang-barang sumbangan untuk istana Kaisar. Tidak tahu siapakah Sam-wi yang terhormat dan hendak, pergi ke manakah?”
Khu Tak San maklum bahwa orang itu sengaja mempergunakan nama “Istana kaisar” untuk menggertak kalau-kalau ada niat jahat hendak merampok kereta, maka ia tersanyum dan berkata.
“Harap Cu-wi tidak usah khawatir. Aku orang she Khu bukanlah perampok, maka tidaklah perlu Cu-wi menyebut nama istana Kaisar. Ha-ha-ha!”
Akan tetapi pemimpin piauwsu itu cepat berkata dengan suara tegas, “Kami harap Khu-sicu tidak mentertawakan kami karena sesungguhnyalah bahwa yang kami kawal adalah barang-barang sumbangan dari para pedagang dan pembesar daerah kami untuk Kaisar.”
Tertariklah hati Khu Tek San. Ia adalah seorang panglima dan bahkan, seorang yang mempunyai kedudukan cukup penting di kota raja, sebagai pembantu Menteri Kam, maka cepat dia bertanya.
“Maafkan kalau tadi aku salah duga. Akan tetapi ada terjadi urusan apakah dikota raja maka para pedagang dan pembesar mengirim sumbangan kepada Kaisar?”
“Aihhh! Agaknya Sam-wi telah lama meninggalkan selatan!” Pimpinan piauwsui itu berseru heran. “Kota raja telah ramai dan dalam keadaan pesta-pora karena Kaisar akan merayakan pernikahan seorang di antara puteri-puteri istana.
Siapakah yang tidak mendengar bahwa Kaisar akan menghadiahkan puteri tercantik, kembangnya istana, Puteri Song Hong Kwi kepada Raja YucenT” Ouhhh….!” BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader