BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mutiara Hitam dan suaminya. Hemm, ternyata hebat sekali kakakku itu!” kata Han Ki. “Karena mendengar bahwa engkau telah pergi ke selatan, maka aku cepat menyusul dan untung bahwa Kam-taijin telah waspada dan membekali segulung surat perintah untukku.
Kalau tidak, agaknya terpaksa aku harus meniru perbuatan Kakakku Mutiara Hitam dan memaksa mereka melepaskanmu!”
“Memang telah terjadi hal-hal yang amat aneh.” kata Khu Tek San yang menceritakan pengalamannya, betapa kurirnya terbunuh oleh orang yang bernama Siangkoan Lee.
Seperti terlihat oleh Maya dan betapa rahasianya di Yucen terbuka sehingga dia hampir celaka kalau saja tidak ditolong Mutiara Hitam.
“Hebatnya, orang yang bernama Siangkoan Lee itu agaknya masih melanjutkan usahanya untuk mencelakakanku! Akan tetapi…. hemmmm, memang tidaklah aneh lagi kalau sudah diketahui bahwa dia adalah murid dan pembantu Suma-goanswe….” Khu Tek San mengakhiri ceritanya sambil mengangguk-angguk.
“Kenapakah, Khu-ciangkun? Apakah Suma-goanswe musuhmu?” Han Ki bertanya.
Tek San menggeleng kepala. “Sesungguhnya bukan aku yang mereka musuhi. Mereka memukul aku untuk melukai Suhu.”
“Ah, begitukah? Jenderal Suma itu memusuhi Menteri Kam? Mengapa?”
Kembali Tek San menggeleng kepala dan menarik napas panjang. Hal itu adalah urusan keluarga, aku tidak berhak mencampuri. Susiok tentu dapat bertanya kepada Suhu.”
“Keluarga Suma adalah keluarga Iblis! Tentu saja mereka selalu memusuhi orang baik-baik seperti Paman, Khu!” Maya yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka, tiba-tiba berkata gemas.
Kam Han Ki yang masih marah kepada gadis cilik, memandang dan berkata dengan suara dingin, “Huh, kau bocah tahu apa?”
Maya membalas pandangan Han Ki dengan mata melotot dan suaranya tidak kalah dinginnya, “Kalau aku bocah, apakah engkau ini seorang kakek? Sombongnya, merasa diri sendiri paling tua dan paling pandai!”
“Eh, Maya, jangan bersikap begitu kurang ajarl” Khu Tek San cepat mencela bekas puteri Khitan itu. “Kam-susiok ini adalah adik dari Suhu, dengan demikian berarti masih saudara misan dari mendiang ayahmu, Raja Khitan. Dia ini adalah pamanmu sendiri! Hayo cepat, memberi hormat dan minta maaf.”
Maya duduk di atas punggung kudanya, menoleh ke arah Han Ki dan mencibirkan bibirnya! Akan tetapi karena ia tahu bahwa Khu Tek San memandangnya dengan mata terbelalak marah, Ia lalu berkata.
“Dia bukan pamanku! Kulihat dia belum begitu tua untuk menjadi paman, hanya lagaknya saja seperti kakek-kakek!”
“Maya! Bagaimana kau berani bersikap kurang ajar seperti ini?” Khu Tek San membentak dengan muka merah.
“Paman Khu, aku tidak biasa bersikap menjilat-jilat, apalagi terhadap seorang yang sombong seperti dia,”
“Maya!” Kembali Khu Tek San membentak, matanya mengerling penuh kekhawatiran ke arah Han Ki.
“Sudahlah Khu-ciangkun. bocah seperti ini memang biasanya sukar…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader