BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Gadis berusia sepuluh tahun yang sama sekali tak diketahuinya telah menyaksikan semua perbuatannya!
Bahkan dia tidak tahu ketika mereka sudah tiba di perkemahan di waktu malam gelap itu, Maya telah menyelinap melalui perkemahan.
Maya menjadi bingung. Bagaimana dia harus menyampaikan bahaya itu kepada Panglima Khu? Yang manakah Panglima itu dan di mana kemahnya? Apa boleh buat, dia harus berani menanggung bahayanya.
Dengan langkah lebar ia menghampiri beberapa orang tentara yang menjaga. Tiga orang tentara itu tercengang keheranan ketika tiba-tiba dari tempat gelap muncul seorang anak perempuan yang begitu cantik dan bersikap begitu tabah dan berani.
“Eh, kau siapakah?”
“Aku adalah keponakan dari Khu-ciangkun. Harap kalian sudi mengantar aku kepada Khu-ciangkun nanti kumintakan hadiah dari Paman Khu untuk kalian.”
Tiga orang anggauta tentara Yucen itu saling pandang. Mereka terheran-heran dan ragu-ragu. Panglima Khu adalah seorang di antara para panglima Yucen yang gagah perkasa dan dipercaya oleh Raja.
Memang semua orang tahu bahwa itu panglima berdarah Han, akan tetapi sepak terjangnya sudah membuktikan kesetiaannya terhadap Kerajaan Yucen.
Kini tiba-tiba muncul seorang anak perempuan mengaku keponakannya! Kalau mereka menolak dan mengusir bocah ini, bagaimana kalau kemudian ternyata bahwa anak ini betul keponakan panglima gagah itu?
Tentu mereka akan celaka! Akan tetapi, kalau membawa anak ini menghadap Panglima Khu, andaikata anak itu membohong, tentu anak ini yang akan dicambuk!
Mereka tidak percaya bahwa di dalam hutan pegunungan itu tiba-tiba saja muncul seorang keponakan dari Panglima Khu, akan tetapi segera mereka berkata,
“Baiklah, Nona kecil. Akan tetapi kalau engkau membohong, jangan bertanya tentang dosa lagi. Engkau akan dihukum mati!”
Apa boleh buat, pikir Maya. Dia beriktikad baik, menolong Panglima Khu. Tidak mungkin kalau pamrih baik dibalas hukuman mati! “Baik, antar aku kepada Khu-ciangkun!”
Tiga orang tentara itu membawa Maya ke sebuah kemah yang besar di mana terdapat dua orang penjaga. Mereka menceritakan bahwa anak ini mengaku keponakan Khu-ciangkun dan minta diantar menghadap.
“Hemm, kalian mencari penyakit,” kata dua orang penjaga. “Akan tetapi, masuklah, Ciangkun sedang duduk sendiri, kalau kalian dimaki jangan bersambat kepada kami.”
Maya diajak masuk dan ketika Maya melihat seorang laki-laki berpakaian panglima yang berusia empat puluhan tahun, bersikap gagah sekali, dia tidak meragu lagi pasti itulah Panglima Khu.
Maka ia lalu berlari ke depan menjatuhkan diri dan berlutut dan berkata, “Paman Khu…. saya mohon bicara empat mata dengan Paman mengenai surat bersampul kuning dan laki-laki bertopi lebar!”
Mula-mula panglima itu terkejut dan mengerutkan alis melihat tiga orang perajurit memasuki kemahnya membawa seorang dara kecil yang cantik, akan tetapi ketika ia mendengar ucapan gadis itu.
Berubahlah sikapnya. “Pergilah!” katanya kepada tiga orang perajurit sambil melempar beberapa mata uang ke arah, mereka. “Dan terima kasih sudah mengntar….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader