BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Perut mereka menjatuhkan diri berjongkok sampai ada yang terjengkang dan terbukalah penutup tubuh mereka.
Maya tertawa terpingkal-pingkal dan dalam keadaan kacau-balau itu sukar dilihat siapa yang paling terlambat melakukan perintah. Mereka juga tertawa-tawa gembira sekali. “Wah, tidak beres!” kata Maya.
“Kalian jangan tergesa-gesa, harus mendengarkan perintahku baik-baik, baru berlumba menanti perintah. Yang paling lambat menjadi jenderal. Mengerti?” Mereka semua mengangguk sambil terkekeh-kekeh.
“Awas, ya sekarang?” Maya bertolak plnggang lagi, kemudian tiba-tiba ia membentak, sengaja menghentikan perintahnya atau menahannya di tengah-tengah.
“Ber….“ Baru saja bilang “ber….“ semua orang sudah terpelanting karena berlumba untuk berjongkok. “….lari….!” Maya melanjutkan perintahnya.
Tentu saja orang-orang yang, tadinya berlomba jongkok itu kini menjadi kacau-balau, meloncat dan lari saling bertubrukan sambil tertawa-tawa, Maya sendiri terpingkal-pingkal menyaksikan solah-tingkah mereka itu.
Maya mengajarkan bermacam permainan kanak-kanak kepada mereka sehingga orang-orang itu menjadi amat girang dan menganggap Maya sebagai anggauta keluarga mereka sendiri.
Mereka bermain-main di tempat itu sampai malam tiba, kemudian mereka itu mengajak Maya untuk pulang. “Pulang? Pulang ke mana?” Maya bertanya. Wanita tua berkalung menggandeng tangannya, “Mari, ikutlah. Kita pulang dan makan!”
Setelah berkata demikian, nenek ini lalu menggerakkan kedua kakinya berlari, diikuti oleh semua anak buahnya. Maya hampir menjerit saking kagetnya ketika tubuhnya seperti dibawa terbang saja.
Luar biasa sekali cepatnya lari mereka itu. Mereka membawanya ke lereng sebuah bukit yang berbatu-batu, kemudian mereka memasuki guha yang amat dalam, merupakan terowongan batu.
Kiranya di sebelah dalam amat luas dan orang-orang aneh ini tinggal di dalam perut gunung! Jumlah mereka ada tiga puluh orang lebih dan pemimpinnya adalah nenek itulah.
Sederhana sekali kehidupan mereka, namun mereka itu setiap saat selalu bergembira dan bermain-main. Ketika tiba di depan guha, serombongan anjing srigala menyambut dengan liar dan menggonggong berisik.
Tadinya Maya sudah siap-siap untuk menjaga diri karena gerombolan binatang itu bukanlah anjing-anjing jinak, melainkan srigala-srigala yang liar dan buas.
Akan tetapi, sekali saja nenek itu mengeluarkan suara menggereng dan menyalak seperti anjing, gerombolan serigala itu mendekam ketakutan.
Kemudian seorang anak-anak berusia sepuluh tahun menggiring mereka dengan cambuk ranting pohon. Gerombolan srigala itu pergi dengan patuhnya, seperti sekumpulan anjing yang terlatih baik!
Di dalam ruangan yang luas di perut gunung itu. Maya diajak makan minum oleh mereka. Yang mereka makan adalah buah-buahan dan daging dipanggang begitu saja, entah daging apa.
Akan tetapi rasanya enak. Minumnya air biasa. Karena perutnya amat lapar dan tubuhnya lelah,….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader