BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menghadapi gadis itu. “Tenanglah, Nona dan duduklah. Mungkin sekali aku sudah gila, dan tidak kusangkal bahwa aku adalah seorang yang mata keranjang.
Hati siapakah yang takkan terpesona oleh kecantikan seperti yang kaumiliki? Akan tetapi, penukaran yang kuajukan cukup adil.
Dan engkau harus percaya kepadaku karena banyak hal yang mengharuskan aku membebaskan engkau dan suhengmu.” “Hemm, hal-hal apakah yang menjadi alasanmu?”
“Pertama, engkau dan suhengmu bukanlah musuh-musuhku, bahkan tidak kukenal. Untuk apa aku mencelakakan kalian?
Ke dua, kalian memiliki ilmu kepandaian tinggi, bermusuhan dengan kalian sungguh bukan perbuatan yang cerdik. Ke tiga, kalian mengganggu Kerajaan Sung yang bukan menjadi negara yang kami bela.
Nah, kalau di antara kita terikat persahabatan baik, bukankah hal itu sangat menguntungkan? Begitu melihatmu, hatiku tertarik dan timbul gairah di hatiku, Nona.
Aku tidak akan memaksamu, akan tetapi kiranya engkau tidak akan menganggap aku seorang laki-laki biasa apalagi buruk rupa.
Tidak kurang banyaknya gadis yang suka kepadaku, akan tetapi tak seorang pun di antara mereka yang menarik hatiku. Nah, bagaimana jawabanmu, Nona?”
Muka gadis itu tidak semerah tadi, namun jantungnya masih berdebar keras. Pemuda ini memang tampan sekali.
Akan tetapi usul dan permintaan pemuda itu benar-benar merupakan hal yang selama hidupnya belum pernah ia dengar, maka tentu saja dia merasa tegang dan malu.
“Coba ulangi lagi usulmu, agar aku tidak salah tangkap,” katanya menekan hatinya agar suaranya tidak gemetar.
Suma Hoat tersenyum, diam-diam merasa geli karena dia sudah tahu betapa hati nona itu berdebar penuh ketegangan.
Hal ini menyenangkan hatinya karena berarti bahwa dara kang-ouw ini tidak biasa melakukan perbuatan seperti dimintanya.
Tidak jarang terdapat wanita-wanita kang-ouw yang mengumbar nafsunya mengandalkan kepandaiannya, bersenang-senang dan memuaskan nafsu birahi dengan pria-pria tampan.
Namun gadis ini agaknya bukan semacam wanita pengejar nafsu. “Begini, Nona. Aku akan membebaskan engkau dan suhengmu keluar dari kota ini asal engkau mau melayani aku sebagai kekasih sampai besok pagi, jadi sehari semalam.”
Kembali wajah Yan Hwa menjadi merah sekali. “Usul gila!” Kembali ia mengulang karena hampir dia tidak percaya akan ada orang yang berani mengajukan usul segila ini kepadanya.
“Kalau sekarang aku menyerangmu, apakah engkau kira akan dapat hidup lebih lama lagi? Betapa berani engkau!” Suma Hoat tersenyum.
“Aku sama sekali tidak berani memandang rendah kepadamu, Nona. Aku sudah cukup menyaksikan kelihaianmu dan belum tentu aku akan dapat bertahan kalau engkau menyerangku sekarang.
Akan tetapi, hal itu sudah kuperhitungkan masak-masak. Aku boleh saja kaubunuh, akan tetapi apakah engkau dan suhengmu akan dapat meloloskan diri dari sini?
Dan sepasang pedang kalian yang ampuh itu, tidak sayangkah engkau?” “Sepasang Pedang Iblis milik kami itu kaukembalikan pula kalau kami kaubebaskan?”
“Tentu saja! Aku bukan seorang pencuri pedang yang hina! Aku hanya…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader