BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tempat perbuatan sewenang-wenang itu. Akan tetapi mereka melihat Siauw Bwee dan segera terdengar seruan-seruan girang.
“Aduhhhh! Ada yang sejelita ini sembunyi di sini! Wah, untung besar kita…. ha-ha-ha!” Seorang perwira Mancu yang agaknya menjadi kepala pasukan kecil ini sudah meloncat menubruk.
Matanya bernyala penuh gairah nafsu, mukanya beringas. Coa Leng Bu maklum bahwa kalau perwira itu sampai mendekati Siauw Bwee.
Tentu gadis itu takkan membiarkannya dan menerjang ke depan, menyambut perwira itu dengan tendangan yang membuatnya terjengkang!
Melihat betapa supeknya jelas dengan sengaja tidak mau membunuh orang, Siauw Bwee menjadi sadar.
Dia maklum bahwa kota yang sudah diduduki bala tentara Mancu itu merupakan tempat yang amat berbahaya.
Mereka tidak dapat lolos keluar dan kalau sampai mereka membunuh tentara lalu dikeroyok, benar-benar merupakan hal yang amat berbahaya bagi mereka.
Maka sambil menahan kemacahan, ia pun lalu berkelebat merobohkan para perajurit Mancu yang kini datang mengeroyok mereka berdua.
Dalam waktu singkat saja dia dan supeknya telah berhasil meloloskan diri dari mereka dan cepat melarikan diri, menyelinap di antara banyak orang dan mencari tempat persembunyian baru.
Tiba-tiba terdengar jerit wanita dan Siauw Bwee bersama Coa Leng Bu cepat menuju ke tempat itu, di balik sebuah jalan tikungan di mana tampak orang-orang melarikan diri.
Dan perajurit-perajurit Mancu hilir mudik tertawa-tawa, dan ada yang mabok. Ketika Siauw Bwee dan supeknya melihat sebuah kereta dikurung belasan orang serdadu yang tertawa-tawa.
Dan dari dalam kereta itu terdengar jerit wanita-wanita tadi, dara sakti ini tak mampu mengendalikan kemarahannya lagi.
Tanpa mempedulikan pencegahan supeknya, dia telah menerjang maju, membuat empat orang perajurit terpelanting ke kanan kiri dan ia cepat membuka tirai yang menutupi kereta.
Kiranya ada empat orang perajurit di dalam kereta, sedang tertawa-tawa dan hendak memperkosa dua orang wanita, yang seorang masih dara remaja dan seorang pula adalah ibu dara itu.
Seorang nyonya setengah tua yang cantik dan berpakaian seperti seorang wanita bangsawan. Siauw Bwee mereggerakkan tangan empat kali.
Dan tubuh empat orang perajurit itu terlempar keluar dari kereta dengan kepala pecah! Melihat ini, Coa Leng Bu terkejut sekali.
Akan tetapi, Siauw Bwee telah menyambar tubuh ibu dan anak itu, meloncat keluar dari dalam kereta sambil berseru, “Supek, kita harus selamatkan mareka!”
“Celaka…., hayo cepat lari!” Coa Leng Bu mengomel, akan tetapi dia tidak dapat menyalahkan Siauw Bwee karena menyaksikan peristiwa seperti itu, tentu saja dara sakti itu tak mungkin tinggal diam.
Wanita bangsawan itu berkata, “Nona penolong, bawa kami pergi ke ujung selatan kota di sana ada tinggal seorang adikku, membuka toko obat.”
“Supek, mari kita ke sana!” kata Siauw Bwee dan dengan cepat mereka itu lenyap menyelinap di antara banyak pengungsi.
Dan akhirnya mereka berhasil tiba di toko obat dan cepat-cepat mereka disembunyikan di ruangan belakang. Kiranya nyonya itu adalah isteri seorang pembesar di…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader