BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Yu Goan tak tahu Ouw-pangcu mau dibakar, ia mengikuti tawanan itu sambil memegang lengannya. Mereka menuju ke bagian belakang lembah dan tiba di sebuah pintu di mana tampak anak tangga menurun ke bawah.
Orang tawanan itu menuruni anak tangga, terus diikuti oleh Yu Goan dari belakang. Ketika tiba di sebuah tikungan, dengan kaget Yu Goan melihat pemandangan mengerikan di bawah anak tangga.
Belasan meter di bawah tempat itu berdiri, Ouw-pangcu berdiri bersandar tiang, kedua tangannya dibelenggu rantai baja yang panjang dan yang tergantung pada tiang itu.
Kayu-kayu kering ditumpuk di sekitar tubuhnya dan beberapa orang penderita kusta telah memegang obor, agaknya mereka sudah siap untuk membakar kayu-kayu kering itu, Ouw-pangcu mau dibakar hidup-hidup!
Cepat tangan Yu Goan bergerak dan tawanan itu berteriak, roboh dengan tulang pundak putus terbabat pedang.
Yu Goan tidak mau melanggar janjinya. Dia tidak membunuh orang itu, hanya merobohkannya saja dengan mematahkan tulang pundaknya.
Andaikata orang itu tidak menunjukkan tempat ini, dan andaikata tadi dia tidak berjanji tentu dia dan kawan-kawannya telah mendatangkan kekacauan di tempat yang tenteram seperti di atas tebing dan di lembah ini.
“Lepaskan Ouw-pangcu!” Dengan suara nyaring Yu Goan membentak sambil melangkah turun melalui anak tangga. Enam orang penderita kusta itu menengok dan menjadi kaget.
Juga Ouw-pangcu menengok dan melihat Yu Goan, dia berteriak, “Yu-sicu…. pergilah tinggalkan tempat berbahaya ini. Jangan memikirkan diriku!”
“Tenanglah, Gi-hu. Aku dan Bwee-moi, juga Supek Coa Leng Bu telah turun ke lembah untuk menolongmu dan menghajar pemberontak-pemberontak laknat ini!”
Mendengar bahwa suhengnya dan kedua orang anak angkatnya datang dan mereka telah tahu akan pemberontakan yang terjadi pula di lembah, wajah Ouw-pangcu menjadi girang sekali.
Ia berteriak keras, kakinya bergerak dan tumpukan kayu bakar di depannya itu terlempar ke kanan kiri.
Tiga orang penderita kusta yang memegang obor di tangan menyerang Ouw-pangcu yang masih terbelenggu.
Akan tetapi pada saat itu Yu Goan telah meloncat maju dan pedangnya berkelebat cepat membuat tiga orang itu terpaksa meloncat mundur.
Dan membatalkan niatnya menyerang Ouw-pangcu dengan api obor yang awalnya buat dibakar kan ke kayu kering. Yu Goan kembali memutar pedangnya.
Mendesak orang-orang mengerikan itu mundur, kemudian secepat kilat pedangnya membacok rantai panjang yang membelenggu kedua tangan Ouw Teng.
Terdengar suara nyaring dan belenggu itu putus, rantai panjang ini tergantung dari kedua tangan kakek itu yang segera meloncat ke depan dan membantu anak angkatnya.
Menghadapi pengeroyokan enam orang penderita kusta, Kakek itu mengamuk dan memutar-mutar rantai yang tergantung dari kedua tangannya.
Sedangkan Yu Goan menggerakkan pedangnya menghadap enam orang yang bersenjata golok. Biarpun enam orang penderita kusta itu memiliki gerakan yang luar biasa cepat dan ringannya.
Namun mereka itu tidak dapat lagi mengerahkan sin-kang terlalu kuat karena tulang-tulang mereka sudah rusak dan rapuh.
Maka amukan Ouw-pangcu dan Yu Goan membuat dua di antara mereka roboh, sedangkan empat orang lain terdesak hebat. …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader