BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Jala tidak mungkin dapat menangkapnya! Dara itu mencelat ke sana sini, dikejar bayangan jala sehingga kelihatannya seperti dia bermain-main, di antara dua orang pemegang jala.
Bermain loncat-loncatan dengan gaya yang indah sekali! Kini keadaannya berubah. Melihat Yu Goan tertawan, Siauw Bwee mengeluarkan suara melengking nyaring.
Pedangnya bergerak ke depan dan robohlah seorang pemegang jala dengan kulit dada robek dari kiri ke kanan, lukanya cukup dalam karena dalam penyerangannya sekali ini Siauw Bwee menambah tenaganya.
“Bebaskan dia, kalau tidak, aku akan membunuh kalian semua!” bentaknya dan bagaikan seekor burung garuda menyambar, tubuhnya sudah melayang ke arah Si Sastrawan.
Didahului sinar pedangnya yang menyambar. Sastrawan itu cepat mengelak, akan tetapi, “brettt!” kedua helai pita rambut sastrawan itu yang panjang terbabat putus!
“Kalau tidak kaulepaskan dia, lehermu yang akan putus!” Siauw Bwee yang sudah marah sekali itu membentak.
Tiba-tiba sastrawan itu menggulingkan tubuhnya, bergulingan dan tahu-tahu ia sudah berada di dekat Yu Goan yang sudah terbelenggu seluruh tubuhnya oleh jala dan tak dapat bergerak itu.
“Bergeraklah dan sahabatmu ini akan kubunuh lebih dulu!” Si Sastrawan berseru sambil menodongkan pedang Yu Goan ke punggung pemuda yang rebah miring itu.
Siauw Bwee terkejut, terbelalak dan mukanya menjadi pucat. Tak disangkanya bahwa Si Sastrawan itu ternyata amat cerdik dan licik.
Pada saat dia terkejut dan berdiri termangu itu, tiba-tiba sebuah jala melayang dari atas dan tahu-tahu tubuhnya sudah tertutup jala.
Siauw Bwee kaget dan cepat ia mencelat ke atas. Jala itu terbawa melayang ke atas dan ketika kedua orang pemegangnya menggerakkan tangan, jala itu terputar-putar dengan tubuh Siauw Bwee di dalamnya.
Akan tetapi tiba-tiba dara perkasa itu berseru keras dan tubuhnya dalam jala meluncur dengan kekuatan yang luar biasa.
Sehingga dua orang pemegang jala di kanan kiri itu tidak dapat bertahan dan mereka ikut tertarik, roboh terseret ke depan!
Para pengeroyok, dan juga Si Sastrawan yang menlnggalkan Yu Goan untuk membantu teman-temannya menundukkan dara yang amat lihai itu.
Datang menyerbu ke arah tubuh Siauw Bwee yang sudah mulai tergulung jala. Akan tetapi, biarpun tubuhnya sudah dibelit-belit jala.
Siauw Bwee masih memegang pedangnya dan begitu tubuhnya mencelat ke depan, robohlah tiga orang pengeroyok termasuk Si Sastrawan yang kena ditendang dadanya.
Seorang dipukul kepalanya dan seorang lagi hampir putus pahanya terkena pedang dara perkasa itu yang meluncur keluar dari dalam jala!
“Tahan….!” Tiba-tiba terdengar seruan halus dan mendengar seruan ini, para pengeroyok seketika menghentikan sernua gerakan mereka dan menjatuhkan diri berlutut di atas tanah.
Kecuali Si Sastrawan yang berdiri dengan muka tunduk ke arah kakek yang tiba-tiba muncul di tempat itu.
“Lepaskan mereka berdua! Buka jala-jala itu!” Kembali kakek itu berseru halus dan para pengeroyok tadi kini sibuk membuka jala dari kanan kiri dan melepaskan belitan-belitan yang amat kuat itu.
Yu Goan yang sudah terbebas dari dalam jala, menyambar pedang dan …..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader