BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tewas dan sisanya kocar-kacir. Yang amat menyakitkan hati adalah masuknya seorang perwira Mancu membawa kepala seorang panglima yang memimpin pasukan Mancu.
Kiriman kepala panglima ini adalah kiriman dari pihak Yucen yang disampaikan kepada Pangeran Bharigan sebagai sebuah penghinaan dan tantangan!
Perwira itu berlutut dan membawa baki yang terisi kepala manusia itu, diterima dengan tenang namun muka berubah pucat oleh Pangeran Bharigan yang meloncat bangun dari kursinya.
Suaranya gemetar menahan marah ketika ia membentak, “Kubur kepala itu dengan upacara kebesaran!” Perwira itu pergi dan Sang Pangeran menjatuhkan diri di atas kursinya dan berkata penuh geram.
“Sungguh aneh sekali sikap orang Yucen! Biasanya mereka tidak pernah melakukan hal yang menjemukan dan sombong itu!
Sikap mereka ini harus kita sambut sebagai tantangan untuk mengadakan perang besar. Hemmm, berani mereka memandang rendah kepada kita!”
Seorang perwira lain dari pasukan yang terpukul hancur itu menceritakan betapa di pihak tentara Yucen terdapat seorang panglima yang amat sakti, yang berpakaian biasa tidak seperti panglima.
Namun orang itulah yang sebenarnya membuat pertahanan pasukan Mancu berantakan. Juga Panglima Yucen itulah yang telah memenggal kepala panglima komandan mereka dan mengirimkan kepala itu kepada Kerajaan Mancu.
“Keparat! Biarkan aku sendiri memimpin pasukan untuk menghajar mereka, Pangeran!” kata Maya dengan marah. “Aih, menurut laporan, jumlah pasukan Yucen itu hanya sekitar sepuluh ribu orang saja.
Tidak perlu engkau merendahkan diri melayani musuh yang begitu kecil jumlahnya.” Maya terpaksa mengangguk. Pangeran ini selalu berusaha untuk mengangkat derajatnya.
“Kalau begitu, aku akan menyuruh Ji Kun dan Yan Hwa saja memimpin pasukan istimewa untuk menghancurkan pasukan Yucen.”
Pangeran Bharigan mengangguk, “Baiklah, kalau kedua orang panglima yang saling berlumba membunuh musuh itu maju bersama, tentu pasukan musuh akan dapat dibasmi habis.”
Dia tersenyum puas karena sudah beberapa kali sepak terjang kedua orang murid Mutiara Hitam itu amat hebat dan ganas, mengerikan bagi pihak lawan.
Biarpun kedudukan mereka sudah tinggi namun Ji Kun dan Yan Hwa selalu turun tangan sendiri, terjun ke medan perang dan pedang mereka yang mulai terkenal sebagai Pedang Iblis itu seakan-akan berlumba.
Berbanyak-banyak minum darah musuh! Bahkan orang-orang dalam pasukan Mancu sendiri, dan pasukan Sung yang menggabungkan diri dengan Mancu.
Secara berbisik menyebut mereka berdua itu Pendekar Sepasang Pedang Iblis! Ji Kun disebut Pedang Iblis Jantan sedangkan Yan Hwa disebut Li-mo-kiam (Pedang Iblis Betina)!
Ketika Ji Kun dan Yan Hwa menerima perintah Maya untuk menyerbu dan menghancurkan pasukan Yucen yang mengalahkan pasukan Mancu di perbatasan barat, mereka menjadi girang sekali.
Mereka sudah mendengar akan kekalahan pasukan Mancu dan tangan mereka sudah gatal-gatal untuk menghajar pihak musuh.
Begitu menerima perintah, Ji Kun dan Yan Hwa lalu mengatur pasukan mereka masing-masing…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader