BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mereka berdua adalah orang-orang yang memiliki watak tinggi hati, maka mendengar bahwa pihak musuh hanya terdiri dari sepuluh ribu orang.
Mereka pun tidak mau membawa pasukan besar, masing-masing hanya memimpin lima ribu orang sehingga jumlahnya sepuluh ribu.
Di bawah pimpinan Sepasang Pedang Iblis, pasukan Mancu bersemangat tinggi dan mereka berangkat dengan langkah tegap, sikap gagah dan sambil bernyanyi-nyanyi.
Setelah tiba di perbatasan, mereka disambut oleh barisan Yucen dan terjadilah perang yang amat seru. Debu mengepul tinggi, suara beradunya senjata diseling teriakan-teriakan mendatangkan suara hiruk-pikuk yang membubung tinggi ke angkasa.
Kuda-kuda meringkik, kilatan golok pedang dan tombak menyilaukan mata dan banjir darah mulai membasahi rumput dan tanah.
Ji Kun dan Yan Hwa, seperti biasa, meloncat turun dari kuda mereka dan mengamuk. Pedang mereka berubah menjadi dua sinar kilat yang menyambar-nyambar ganas, setiap sambaran tentu disusul jerit seorang lawan yang roboh binasa.
Mereka seperti berubah menjadi sepasang iblis yang haus darah dan mereka mengamuk berdekatan agar dapat melihat sendiri bahwa mereka masing-masing dapat membunuh lawan yang lebih banyak.
Sambil merobohkan lawan, kedua orang ini menghitung jumlah korban mereka. Kehebatan dua orang murid Mutiara Hitam ini memperkobar semangat bertanding pasukan Mancu .
Sehingga pasukan Yucen terdesak hebat dan mulai mundur dengan penuh rasa gentar, terutama sekali menyaksikan pengamukan dua orang Panglima Mancu yang sakti itu.
Akan tetapi tiba-tiba mereka bersorak dan semangat mereka bangkit. Di bagian depan, pasukan Mancu mulai kocar-kacir dan terpukul mundur.
Hal ini disebabkan oleh terjunnya seorang laki-laki muda yang tampan dan gagah ke medan perang. Pedang di tangan kanannya berlumba dengan telapak tangan kirinya.
Setiap sabetan atau tusukan pedang sama mengerikannya dengan setiap dorongan atau tamparan tangan kirinya. Kepala atau dada seorang perajurit Mancu akan hancur dan pecah terkena tamparan tangan kiri orang ini.
Dia berpakaian biasa, bukan seperti seorang panglima atau perajurit, akan tetapi agaknya para anak buah pasukan Yucen mengenalnya dengan baik karena mereka itu bersorak-sorak bersemangat ketika orang sakti ini muncul.
Laki-laki muda rupawan ini bukan lain adalah Kam Han Ki! Seperti telah kita ketahui, kematian Sung Hong Kwi yang telah menjadi isteri Pangeran Dhanu dari Kerajaan Yucen.
Membuat hati Kam Han Ki remuk redam dan timbullah dendamnya kepada bangsa Mancu yang dianggap sebagai biang keladi atau penyebab kematian bekas kekasihnya itu.
Dialah orangnya yang telah mengamuk dan menghancurkan barisan Mancu, bahkan dialah yang memenggal kepala Panglima Mancu dan melemparkan kepala panglima itu dengan pesan agar dikirimkan kepada Raja Muda Mancu!
Di dalam kemarahan dan dendamnya, Han Ki menantang dan bersumpah akan membasmi semua orang Mancu. Ketika Ji Kun dan Yan Hwa menyaksikan betapa pasukan mereka di sebelah depan kocar-kacir dan mundur, mereka menjadi marah sekali.
Mereka sudah mendengar bahwa pihak musuh terdapat seorang yang sakti, maka begitu melihat laki-laki berpedang itu mengamuk seperti….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader