BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kalau-kalau ada gerakan binatang yang mereka cari-cari. Tiba-tiba mereka mendengar suara lapat-lapat, jerit seorang wanita di kaki bukit. Suma Hoat menoleh kepada Siangkoan koan Lee.
“Adakah engkau mendengar suara di sana?” “Siangkoan Lee mengangguk. “Seperti jerit seorang wanita.” “Benar! Kita menunggu apa lagi? Jangan-jangan harimau itu menyerang wanita!”
Cepat sekali Suma Hoat sudah melompat ke atas kudanya dan membalap, diikuti oleh Siangkoan Lee.
Setelah menuruni lereng, mereka tiba di jalan umum yang datang dari timur dan dari atas sudah tampak oleh mereka sebuah kereta terguling di pinggir jalan dan beberapa orang laki-laki yang berpakaian pelayan dan pengawal malang-melintang di sekitar tempat itu.
Jauh dari kereta itu tampak serombongan orang sedang mengangkuti barang-barang dan di antara mereka terdapat seorang laki-laki tinggi besar yang menunggang kuda dan memangku seorang wanita yang meronta-ronta dan agaknya wanita itulah yang tadi mengeluarkan jeritan.
“Bukan harimau yang menyerangnya, Kongcu,” kata Siangkoan Lee. “Memang bukan, akan tetapi lebih jahat daripada harimau. Mereka perampok keparat yang bosan hidup! Kaubasmi anak buahnya, aku akan menolong wanita itu!”
Dua orang muda itu membedal kuda mereka dan sebentar saja mereka sudah tiba di tempat itu. Siangkoan Lee sudah meloncat turun dari kuda dan membentak
“Kalian perampok-perampok hina. Tahan dulu!” Para anak buah perampok yang sedang tertawa-tawa mengangkuti bebe rapa peti berisi barang-barang berharga seperti perhiasan-perhiasan dan sutera gulungan berkayu-kayu.
Menjadi marah ketika melihat Siangkoan Lee, seorang pemuda yang masih hijau dan kelihatannya tidak menakutkan itu. Jumlah mereka ada sembilan orang, tentu saja mereka tidak takut.
Seorang di antara mereka, yang bertubuh tinggi kurus dan kelihatan kuat terbukti dari bawaannya, yaitu sebuah peti yang berat sekali, melangkah maju dan melotot kepada Siangkoan Lee, kemudian membentak,
“Eh, bocah bermuka buruk! Kau mau apa?” “Jawab dulu, apakah engkau ini telah melakukan perampokan dan membunuh para pengawal dan pelayan itu?”
“Ha-ha-ha! Benar sekali! Tidak hanya pengawal dan pelayan, juga tuan besar nyonya besar telah menjadi mayat di dalam kereta! Hanya puterinya, heh-heh, cantik dan menggairahkan, menjadi bagian tai-ong kami!
Kau mau bagian? Jangan main-main! Para pengawal yang kuat itu semua mampus oleh kami. Nih, terima bagianmu!”
Tiba-tiba Si Tinggi Kurus itu melontarkan peti yang berat ke arah Siangkoan Lee. Peti yang beratnya lebih dari seratus kati itu melayang ke arah Siangkoan Lee dan para anggauta gerombolan itu tertawa-tawa.
Yakin bahwa pemuda kerempeng itu tentu akan roboh tertimpa peti dan gepeng tubuhnya. Akan tetapi, suara ketawa mereka terhenti.
Dan mereka melongo ketika melihat Siangkoan Lee menerima sambaran peti itu hanya dengan telapak tangannya.
Dan Si Pemuda kurus itu melontar-lontarkan peti itu ke atas seperti seorang anak kecil mempermainkan sebuah bola karet, kemudian tangan itu mendorong maju, peti melayang….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader