BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Menteri Kam Liong mengenal Maya, karena memang anak Raja Khitan itu tidak pernah dilihatnya.
Disangkanya bahwa anak itu tentulah anak pelarian para pengungsi yang dusunnya dilanda perang. Diam-diam Kam Liong terkejut bukan main ketika mendapat kenyataan bahwa laki-laki hitam itu lihai bukan main.
Terpaksa ia harus mengerahkan seluruh kepandaiannya dan barulah ia dapat mendesak lawannya. Pertandingan antara mereka berjalan seru dan cepat sekali dan karena Mahendra berkali-kali mundur dan berloncatan menjauh.
Makin lama dua orang yang bertanding ini makin menjauhi tempat di mana Maya berusaha melepaskan ikatan kaki tangannya.
“Maya kekasihku, jangan pergi. Aku akan melindungimu.” Nila Dewi berkata. lembut sambil berusaha pula membebaskan ikatan kedua tangannya.
Akan tetapi totokan tadi masih membuat tubuhnya lemas dan jalan darahnya tidak lancar maka diam-diam ia memaki Mahendra dan kemudian memejamkan mata untuk memulihkan jalan darahnya.
Kalau jalan darahnya sudah pulih, sekali renggut saja tentu akan putus tali pengikat tangannya. Maya agaknya mengerti pula akan hal ini, maka ia pun meronta-ronta dan berusaha mendahului nenek itu untuk melepaskan diri dan lari.
Kalau di sebelah sana tampak berkelebatnya dua bayangan orang bertanding dengan seru, di sini terjadi pula perlombaan yang tidak kalah menegangkan, yaitu Maya berlumba melawan Nila Dewi untuk lebih dulu membebaskan diri dari ikatan.
Maya mengerti bahwa kalau dia kalah dalam perlumbaan ini, lenyaplah satu-satunya harapan dan kesempatan untuk melarikan, karena Mahendra yang sakti itu sedang bertand ing dengan orang gagah yang menolongnya.
Maka tentu Nila Dewi akan membawanya lari! Untung bagi Maya bahwa Mahendra yang tentu saja memandang rendah padanya dan memastikan bahwa anak ini tidak mungkin terlepas dari tangannya.
Tadi tidak mengikat terlalu kuat, berbeda dengan ikatan pada kedua lengan Nila Dewi. Kini Maya dengan mata terbelalak memandang ke arah Nila Dewi yang masih menghimpun tenaga untuk memulihkan jalan darah berusaha keras untuk melepaskan ikatan kedua kakinya.
Akhirnya ia berhasil melepaskan kakinya dari ikatan. Ia meloncat bangun dan dengan kedua tangan masih terikat di belakang ia melarikan diri.
“Robohlah….!” Tiba-tiba terdengar suara Nila Dewi nyaring dan bagaikan didorong tenaga mujijat Maya terguling roboh! Ia cepat menengok dan melihat Nila Dewi sudah melompat berdiri.
Kiranya wanita ini tadi telah menggunakan sin-kang untuk menendangnya dari jarak jauh, akan tetapi penggunaan sin-kang ini melenyapkan tenaga yang sudah mulai terkumpul.
Ia menjadi lemas kembali dan roboh bersandar batang pohon. Melihat ini, Maya tidak mempedulikan tubuhnya yang babak-belur, terus meloncat bangun dan lari lagi sekuatnya dengan kedua tangan masih terikat!
“Berhenti…. ahhhh, kekasihku, tega engkau meninggalkan aku….?” Nila Dewi berkata, akan tetapi tanpa menengok Maya terus lari secepatnya.
Sementara itu, pertandingan antara Kam Liong dan Mahendra masih berjalan seru. Berkali-kali pisau belati dan mangkok tanah menyambar, namun selalu Kam Liong dapat mengelak atau menangkis dengan kepre….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader