BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Kemenangan ini makin membuat semangat pasukan Maya bersemangan.
Kini pasukan besar dan perajurit yang terluka dirawat baik-baik, sedangkan yang tewas lalu dikubur. Mayat-mayat para perajurit Yucen dibiarkan saja berserakan.
Maya lalu memerintahkan pasukannya bergerak maju lagi. “Pasukan Maut yang gagah perkasa. Serbu….!”
Barulah pasukan Yucen itu menjadi panik benar-benar. Suara perintah itu datang dari atas puncak dan mereka dapat menduga.
Bahwa itu tentulah suara panglima wanita yang menurut cerita perajurit Yucen yang melarikan diri memiliki ilmu kepandaian yang mengerikan.
Akan tetapi, serbuan itu datangnya bukan dari puncak, melainkan dari bawah, dari belakang mereka!
Terjadilah perang tanding yang jauh lebih hebat mengerikan daripada tadi, akan tetapi lebih celaka lagi akibatnya bagi tentara Yucen.
Karena mereka berada dalam keadaan panik dan siasat mereka hancur sehingga mereka berada di pihak yang diserang.
Keadaan yang sama sekali di luar perhitungan mereka ini, yang membuat keadaan menjadi berbalik secara tiba-tiba, membuat para komandan pasukan itu tidak sempat lagi memikirkan siasat.
Maka satu-satunya jalan adalah melawan dan mempertahankan diri secara kacau-balau dan mencari selamat sendiri-sendiri, tak mikir lagi soal kemenangan!
Di lain pihak, tentara Pasukan Maut yang bergerak secara terpimpin dan teratur, ditambah kegembiraan mereka karena baru sekarang mereka tahu akan kelihaian siasat pimpinan mereka.
Tumbuh semangatnya dan terjadilah penyembelihan besar-besaran seperti yang semula direncanakan pasukan Yucen.
Akan tetapi sekarang merekalah yang menjadi domba-dombanya dan pihak musuh yang menjadi jagalnya! Banyak di antara mereka terbunuh, bukan hanya oleh senjata Pasukan Maut.
Akan tetapi juga yang terjun ke jurang dan tewas dalam usaha mereka menyelamatkan diri, dan hanya ada dua ratus orang saja.
Yang sempat melarikan diri menerobos kepungan musuh dan terus lari secepatnya ke bawah bukit!
Pertempuran yang berat sebelah itu berlangsung sampai pagi dan dengan hati penuh kegembiraan Maya mendapat kenyataan bahwa dalam perang kedua kalinya ini pasukannya membasmi hampir tiga ratus orang musuh.
Sedangkan dia hanya kehilangan tiga puluh orang, itu pun tidak semua tewas dan masih ada yang dapat tertolong karena hanya menderita luka-luka saja!
Kemenangan yang membesarkan hatinya dan hati anak buahnya itu sekali ini benar-benar dirayakan mereka dengan tertawa-tawa dan bersendau-gurau menceritakan pengalaman masing-masing dalam pertempuran semalam!
Maya membawa pasukannya turun bukit dan beristirahat setengah hari lamanya di padang rumput yang luas sehingga mereka tidak akan dibokong musuh.
Kemudian perjalanan ke barat dilanjutkan dengan semangat penuh. Maya tidak selalu menunggang kuda di depan pasukannya.
Kadang-kadang membiarkan pasukannya lewat sambil dia mengucapkan kata-kata bersemangat dan menyapa anak buahnya sehingga semua anak buahnya merasa bangga dan dekat dengan panglima ini.
Banyak di antara mereka yang ketika panglima di atas kuda putihnya itu menjajari mereka, berkata terang-terangan,
“Hidup Maya Li-ciangkun! Kami siap mati membelamu!”
Maya tersenyum mengangguk dan berkata dengan suara merdu, “Aku pun siap mati membela Pasukan Maut! Setiap orang dari Pasukan Maut…..BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader