BEBASBARU.ID, POST – Setelah geger mabuk kecubung dan dua orang meninggal dunia setelah di rawat di RSJ Sambang Lihum Banjarmasin, Kalsel.
Kini banyak yang penasaran, apa itu daun kecubung dan kenapa bisa membuat penggunanya berhalunisasi, bahkan berujung kematian?
Menurut Peneliti Ahli Bidang Entomologi Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ikhsan Guswenrivo Ph.D, kecubung atau Datura metel bisa dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia bagian tengah dan barat.
Dikutip BEBASBARU.ID dari kompas.com, Kamis (11/07/2024). Tanaman yang termasuk famili Solanaceae dan genus Datura itu paling sering dijumpai di kawasan hutan karena merupakan tumbuhan liar.
“(Tanaman kecubung) paling gampang dikenali dari bentuk bunga yang khas; putih panjang seperti trompet,” jelas Ikhsan saat dihubungi wartawan.
Berdasarkan pengamatan serta observasi yang pernah dilakukan, terutama pada saat pengambilan sample tanaman, Ikhsan mengaku pernah melihat dan menjumpai tanaman ini di wilayah Jawa Barat, Kalimantan, dan Sumatera. U
“Biasanya (kecubung hidup) di kawasan hutan dataran tinggi atau kawasan dengan tingkat curah hujan yang relatif banyak,” imbuhnya.
Status kelangkaan dari tanaman kecubung berdasarkan data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), adalah not evaluated yang berarti masih dalam evaluasi. Ciri-ciri kecubung Ikhsan menambahkan.
Setidaknya tanaman kecubung memiliki sekitar 12 spesies yang telah diketahui sejauh ini. Sementara itu, dilansir dari Encyclopedia Britannica, kecubung memiliki banyak batang bercabang, dengan tinggi kurang dari 8 meter.
Bunga tanaman kecubung berukuran besar, terjumbai, dan memiliki mahkota berbentuk trompet berwarna putih, krem, kuning, oranye, merah, merah muda, atau kehijauan.
Bunga dari beberapa spesies kecubung dapat mencapai panjang hingga 50 cm. Semua bagian tanaman disebut memiliki racun dan mengandung alkaloid berupa atropin, skolopamin, serta hyoscyamine.
Dikatakan oleh Ikhsan, kandungan zat tersebut bergantung pada spesies dari kecubung, lokasi tumbuh, dan musim.
Kecubung, lanjut dia, bila dikonsumsi secara langsung, misalnya daunnya digerus atau direndam, kemudian airnya dipakai ataupun diminum akan memberikan efek mabuk, bahkan sampai keracunan.
“Hal ini disebabkan oleh kandungan dari zat atropin dan skolopamin,” tutur Ikhsan. Dikutip dari laman Fakultas Hukum Universitas Medan Area.
Gejala keracunan kecubung yang bisa terjadi di antaranya: Kulit dan mukosa kering Kemerahan Midriasis atau pelebaran pupil yang tidak normal Takikardia sinus.
Atau irama jantung yang lebih cepat dari normal Demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai atau melebihi 41,5 derajat Celcius Penurunan aktivitas usus Gangguan neurologis dengan ataksia (gangguan koordinasi gerakan tubuh).
Gangguan pada memori jangka pendek Kebingungan dan halusinasi (penglihatan dan telinga) Psikosis Agitasi delirium Kejang Retensi urine.
Kendati demikian, tanaman kecubung memiliki banyak manfaat. Namun, tidak dengan cara dikonsumsi langsung.
Beberapa manfaat kecubung antara lain termasuk: Antiasmatik Antitusif Antirematik Penghilang rasa nyeri Afrodisiak Pemati rasa “Sebaiknya jangan (kecubung) dikonsumsi langsung, tapi konsultasi dengan ahli tanaman obat,” pungkasnya. ***