BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dengan tangan Siauw Bwee. Akan tetapi tiba-tiba Maya merenggut lepas tangannya sambil berkata,”Suheng, aku bukan anak kecil yang harus digandeng-gandeng!”
Han Ki terseayum dan tidak berkata apa-apa, akan tetapi di dalam hatinya timbul kekhawatiran bahwa kelak akan sampai terjadi hal-hal yang memusingkan, tentu dari Maya datangnya.
Anak ini memiliki watak yang aneh dan keras, berbeda dengan Siauw Bwee yang wataknya halus dan sabar.
“Kuharap saja kalian akan selalu taat kepadaku seperti yang dipesankan Suhu agar semua berjalan beres,” katanya perlahan.
“Engkau adalah suheng kami, pengganti Suhu, tentu saja aku akan taat kepadamu, Suheng. Akan tetapi Khu sumoi yang lebih muda harus pula taat kepadaku karena aku sucinya.”
Han Ki mengerutkan kening. Dia tidak mengerti mengapa Maya berkata begitu. Ketika ia melirik ke arah Siauw Bwee, ia melihat sumoinya ini hanya menunduk dan wajahnya tetap tenang tidak membayangkan sesuatu.
Diam-diam ia kagum kepada Siauw Bwee dan heran akan sikap Maya yang sukar diselami itu. “Sumoi, seorang saudara tua tidak hanya ingin ditaati oleh adik seperguruannya, melainkan juga harus melindunginya.
“Tentu saja!” jawab Maya cepat, “Suheng melindungi aku, dan aku melindungi Sumoi, itu sudah semestinya.”
“Hemm…., melindungi yang bagaimana maksudmu, Sumoi?”
“Melindungi dan membela. Kalau ada orang jahat menggangguku, Suheng akan membelaku. Kalau ada orang mengganggu Khu-sumoi aku yang akan membelanya. Tentu saja masih ada Suheng yang melindungi kami berdua.”
Han Ki mengangguk-angguk. Kiranya Maya ini agaknya hanya tidak mau kalah oleh Siauw Bwee karena merasa lebih tua!
Ia menoleh ke arah Siauw Bwee dan bertanya, “Siauw Bwee sumoi, bagaimana pendapatmu?”
Siauw Bwee menoleh dan memandang sebentar kepada Han Ki. Mengerutkan alisnya yang kecil hitam, kemudian memandang Maya dan menjawab halus,
“Aku adalah seorang saudara muda, sudah tentu dalam segala hal aku akan mendengar dan taat akan petunjuk Suheng dan Suci, karena aku yakin bahwa petunjuk dari Suci terutama dari Suheng, tentu baik dan tidak akan mencelakakan aku.”
Mendengar ucapan ini, Han Ki memandang penuh perhatian, hatinya kagum karena dari jawaban itu dia dapat mengerti bahwa gadis cilik ini berwatak halus, suka mengalah.
Tahu diri akan tetapi juga cerdik sekali, dapat mempergunakan keadaan yang tadinya merugikan menjadi menguntungkan!
Mulailah hati pemuda ini tertarik sekali kepada dua orang sumoinya. Keduanya merupakan keturunan orang-orang luar biasa dan gagah perkasa.
Maya adalah puteri Khitan, anak atau anak angkat kakak sepupunya, yaitu Raja Talibu putera supeknya, Suling Emas.
Adapun Siauw Bwee juga bukan anak sembarangan, melainkan puteri tunggal Khu Tek San yang telah tewas mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan dia!
Kalau teringat akan ini, mau tidak mau timbul perasaan kasihan dan berterima kasih di dalam hati Han Ki kepada Siauw Bwee. Anak ini telah ditinggal mati ayahnya, ditinggal pergi ibunya tanpa…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader