BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Tubuhnya terasa lelah dan lemas, juga amat panas seolah-olah dari dalam tubuhnya timbul api yang membakarnya. Han Ki kini sudah masuk kawasan terlarang di Istana.
Tubuhnya sudah menerima banyak pukulan dan bacokan senjata lawan dan biarpun sin-kangnya telah melindungi tubuh sehingga luka-luka itu tidak berat, namun membuat kaki tangannya terasa linu dan berat.
“Habis aku sekali ini….“ keluhnya diam-diam, namun ia tidak putus asa dan masih terus melawan sampai malam terganti pagi!
Telapak tangannya yang memegang gagang pedang sampai kehilangan rasa, seolah-olah telah menjadi satu dengan gagang pedangnya.
Tak mungkin aku melarikan diri melalui pagar tembok, pikirnya. Pagar tembok itu tentu telah terkepung ketat. Jalan satu-satunya hanyalah sekalian masuk ke dalam istana!
Kalau berada di taman terbuka ini, dia dapat dikeroyok banyak orang, akan tetapi kalau dia main kucing-kucingan di dalam istana yang banyak kamar-kamarnya dan tidak terbuka seperti di taman, tentu dia dapat membatasi jumlah pengeroyok.
Siapa tahu dia dapat menyelinap dan melarikan diri, atau setidaknya bersembunyi di dalam istana yang amat besar itu.
Bukankah dahulu pernah dikabarkan ada orang sakti mengacau istana hanya untuk “menyikat” hidangan Kaisar dan orang itu dapat bersembunyi di dapur sampai berpekan-pekan?
Dia harus dapat menyelinap ke Istana sebelum keadaan cuaca menjadi terang, pikirnya dan dengan penuh semangat Han Ki memutar pedang berloncatan ke sana sini seperti orang nekat.
Semenjak dikeroyok tadi, Han Ki selalu melindungi dirinya, dan hanya merobohkan pengeroyok yang tidak terlalu kuat dengan tendangan atau dorongan kaki kiri, dan hal ini agaknya dimengerti oleh Suma Kiat dan kawan-kawannya.
Akan tetapi kini pemuda itu menggerakkan pedangnya sedemikian hebat seolah-olah hendak mengamuk dan membunuh, maka para pengepungnya menjadi kaget dan jerih, otomatis meloncat mundur.
Han Ki membuat gerakan ke bawah cepat sekali, tangannya menyambar segenggam pasir dan sambil berseru keras ia menyambitkan pasir itu ke depan, ke arah para pengepungnya.
“Awas senjata rahasia!” bentaknya, Suma Kiat dan para panglima yang berilmu tinggi dapat menyampok pasir-pasir itu runtuh tanpa berkedip.
Akan tetapi pengeroyok-pengeroyok yang kurang pandai, menjadi kaget dan cepat membuang diri ke bawah.
Yang kurang cepat segera memekik kesakitan karena biarpun hanya butiran-butiran pasir kalau dapat menembus kulit mendatangkan rasa nyeri dan perih sekali!
Ketika semua orang memandang ke depan, pemuda yang luar biasa itu telah lenyap karena Han Ki telah meloncat cepat sekali dan menerobos masuk.
Melalui pintu yang menuju ke kompleks bangunan istana terlarang dengan merobohkan dua orang penjaga pintu itu sambil berlari.
Penjaga penjaga itu terpelantlng ke kanan kiri sedangkan tombak panjang mereka patah-patah! Han Ki masuk kawasan terlarang.
“Kejar! Tangkap dia, mati atau hidup!” Suma Kiat membentak para pengawal yang sejenak melongo penuh rasa kaget dan gentar menyaksikan sepak terjang Han Ki yang benar-benar amat hebat itu.
Dikeroyok begitu banyak orang pandai sampai setengah malam, masih belum dapat ditangkap bahkan kini berani memasuki istana.
Tentu saja semua orang cepat menyerbu, berlumba memasuki istana, ada yang menerobos dari pintu-pintu belakang, ada pula yang meloncat naik ke atas wuwungan.…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader