BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Ironis, baru Bahrain yang terang-terangan putuskan hubungan diplomatik dengan Israel di Timteng.
Sementara negara Arab yang lainnya yang selama ini berhubungan dengan Israel, sampai kini belum bersikap apapun.
Bahkan kini negara-negara di Amerika Latin seakan jadi pelopor, yang secara tegas memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel merupakan imbas atas agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, Palestina.
Israel melakukan agresi ke Gaza setelah Hamas yang menguasai wilayah itu melakukan serangan pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.400 orang Israel dan menyandera 240 orang.
Namun agresi Israel ke Gaza menimbulkan lebih banyak korban jiwa. Ada lebih dari 10.000 orang Palestina di Gaza tewas, menambah panjang daftar korban di wilayah yang dikepung Israel berdekade itu.
Israel juga memblokade suplai bahan bakar ke Gaza, yang membuat masyarakat dan rumah sakit di Jalur Gaza tak memiliki listrik.
Selain itu, Israel juga melakukan serangan ke kamp pengungsian dan ambulans yang sedang melakukan konvoi medis. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran hukum kemanusiaan.
Berikut sejumlah negara di dunia yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel ataupun memulangkan diplomat mereka ke Tel Aviv, yang di kutip BEBASBARU.ID dari CNN Indonesia Sabtu (04/11/2023).
Bolivia
Bolivia memutuskan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel pada 1 November 2023. Menteri Kepresidenan Bolivia, Maria Nela Prada, merasa Israel telah melakukan kejahatan perang.
“Kami menuntut diakhiri serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah merenggut ribuan nyawa warga sipil dan menyebabkan pengungsian paksa warga Palestina.” kata Prada.
Kolombia
Presiden Kolombia, Gustavo Petro berkicau di X dan mengutuk serangan Israel ke Gaza. Ia menilai bahwa agresi tersebut adalah aksi pembunuhan massal terhadap penduduk Palestina.
Bukan hanya itu, ia juga menyamakan militer Israel dengan Nazi dan tindakan agresi itu dengan kamp konsentrasi Auschwitz yang jadi sejarah kelam masyarakat Yahudi.
Pernyataan ini termasuk keras dari Colombia yang selama ini dikenal sebagai sekutu terkuat Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin. AS sendiri dikenal sekutu erat dari Israel.
Chile
Tak lama setelah Bolivia, tetangga mereka di Amerika Selatan, Chile juga memanggil duta besarnya di Israel dan mengajukan protes terhadap agresi serta angka kematian warga sipil Palestina yang meroket.
“Saya telah memanggil duta besar kita di Tel Aviv untuk mendiskusikan kekerasan tak bisa diterima terkait hukum kemanusiaan internasional,” kata Presiden Chile, Gabriel Boric.
“Agresi militer Israel menggambarkan hukuman kolektif terhadap penduduk sipil Palestina di Gaza,” kata Boric, dikutip dari The Guardian.
Brasil
Presiden Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva sebelumnya juga mengkritik serangan Israel dan menyebut keputusan PM Israel Benjamin Netanyahu sebagai “kegilaan”.
“Kegilaan perdana menteri Israel yang ingin menghancurkan Jalur Gaza tapi lupa bahwa di sana bukan hanya ada prajurit Hamas, tetapi juga perempuan dan anal-anak yang menjadi korban terbesar dari perang,” kata Luiz Inácio Lula da Silva.
“Hanya karena Hamas melakukan aksi teroris terhadap Israel, bukan berarti Israel harus membunuh jutaan orang yang tidak bersalah.” lanjutnya.
Bahrain
Dilaporkan Reuters, Pemerintah Bahrain mengatakan bahwa duta besar Israel di kerajaan tersebut sudah pulang ke kampung halamannya, setelah Bahrain memprotes agresi ke Gaza.
Namun Pemerintah Bahrain tidak mengonfirmasi akan ada pemutusan hubungan ekonomi. Hanya saja, penerbangan antar kedua negara ditangguhkan selama beberapa pekan.
Honduras
Honduras menyusul negara Amerika Latin lainnya yang menjauhi Israel sebagai langkah protes agresi ke Gaza. Diberitakan Arab News, Honduras memutuskan untuk memanggil duta besarnya di Israel.
Menteri Luar Negeri Honduras, Eduardo Enrique Reina mengatakan Presiden Xiomara Castro memutuskan segera memanggil duta besar mereka di Tel Aviv mengingat “situasi kemanusiaan serius yang diderita penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza.”
Argentina
Argentina yang selama ini dikenal bersahabat dengan Israel juga dilaporkan mengubah nadanya, padahal negara itu dikenal sebagai ‘rumah’ terbesar masyarakat Yahudi di Amerika Selatan.
Kementerian Luar Negeri Argentina mengecam Israel atas “pelanggaran hukum kemanusiaan internasional” setelah serangan ke kamp pengungsi Jabalia.***