BEBASBARU.ID, TABALONG – Runtuhnya dinding atap di Pasar Rakyat Tanjung, atas nama Maria Tanur (55), yang meninggal, Jumat (3/11/2023) kemarin kini menimbulkan pertanyaan, siapa pihak yang paling bertangung jawab.
Apakah hanya pemborong saja, ataukah Pemkab Tabalong, yang mengelola pasar rakyat ini, inilah pertanyaan yang bergema dua harian ini.
Sebelumnya, baru seumur jagung, bangunan pasar yang pernah di tinjau Presiden Jokowi roboh setelah angin deras melanda Tabalong dan sekitarnya, Selasa (31/10/2023) sore hari ini.
Tentu saja robohnya bangunan yang masih baru ini menimbulkan pertanyaan berbagai pihak, kenapa kulaitas bangunannya sangat jelek dan tertimpan angin ribut saja bisa roboh?
Beberapa pihak pun lantas menduga-duga, jangan-jangan proyek ini banyak ‘sunatannya’ alias kongkalingkong, hingga kualitasnya sangat jelek dan di bangun asal-asalan!
Sebelumnya, diterjang angin kencang yang disertai hujan, dinding bagian atas Pasar Tanjung di Tabalong runtuh.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 Wita ketika beberapa pedagang dan pembeli berada di sekitar bangunan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, kerusakan terjadi di bagian atas blok bahan pokok dan sayur.
Pasar yang diresmikan Persiden Joko Widodo beberapa waktu lalu tersebut berada di Kelurahan Tanjung, Kota Tanjung, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sedangkan kejadian dinding di pasar itu runtuh, yakni saat Selasa (31/10) sore, tak kuat menahan angin kencang.
Dikutip BEBASBARU.ID, dari banjarmasinpost.go.id, Sabtu (04/11/2023), korban merupakan warga Jalan Fajar Baru RT 2, Kelurahan Belimbing Raya, Kecamatan Murung Pudak, Tabalong.
Sebelumnya, mendapatkan perawatan di RSUD Badaruddin Kasim, Tabalong, Kalsel. Selanjutnya, dirujuk ke RSUD Brigjen H Hasan Basry di Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel.
Warga berdatangan ke rumah duka, setelah mendengar kabar bahwa korban meninggal. Bendera hijau pun terpasang di halaman rumahnya.
Menantu korban, Yurri Qadaram, menceritakan, mertuanya itu sempat berbicara dengan keluarga. Saat itu, masih dirawat di RSUD Badaruddin Kasim.
Namun saat malam, lanjut dia, mertuanya sudah tidak sadarkan diri. Maka, Selasa malam itu pula dirujuk ke RSUD Brigjen H Hasan Basry di Kota Kandangan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik melalui rontgen, diketahui ada tulang yang patah di bagian pergelangan tangan. Selain itu, terdapat retak pada pangkal tulang paha.
Masih kata Yurri, ada luka dengan 23 jahitan pada bagian kepala sang mertua. Ditemukan pula retakan pada tulang bahu dan pendaran di kepala, saat dilakukan rontgen kedua.
“Oleh pihak rumah sakit juga sempat dilakukan CT Scan dan ternyata ada pembekuan darah di batang otak,” imbuh Yurri.
Ada disarankan oleh dokter operasi. Namun kemungkinannya kecil, mengingat kondisi yang sudah tidak memungkinkan.
Saat peninjauan di lokasi kejadian, yakni Pasar Rakyat Tanjung, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani membeberkan ada bantuan berupa dana untuk korban luka.
Ada dua korban pada kejadian dinding runtuh di pasar itu, yakni M Khalid dan Maria Tanur.
Keduanya dibantu dengan biaya yang berbeda, M Khalid Rp 10 juta dan Maria Tanur Rp 30 juta yang disesuaikan dengan biaya pengobatan dan santunan lainnya. ***