BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Ahli-ahli senjata rahasia, dan senjata rahasia mereka itu sebagian besar mengandung racun. Namun, tak seorang pun di antara mereka dapat menyusul kakek itu, dan tak sebuah pun senjata rahasia melukai punggungnya.
Kini para tokoh itu menghentikan pengejaran, saling pandang dengan mata terbelalak.
“Siancai….! Kiranya di dunia ini hanya satu orang saja yang memiliki kepandaian seperti itu….!” Seorang tosu yang menjadi tamu berkata lirih.
Ucapannya ini menyadarkan semua orang dan mereka menjadi gentar sekali. Mereka menduga-duga siapa gerangan tokoh itu.
“Suling Emaskah….?”
Tosu itu, seorang tokoh dari Kun-lun-pai, menggeleng kepala. “Kalau tidak salah dugaan pinto, hanyalah manusia dewa yang dapat memiliki kepandaian sehebat itu, beliau adalah…. Bu Kek Siansu….“
“Aihhh….! Mana mungkin? Mana mungkin tokoh yang sudah ratusan tahun itu masih hidup? Aku lebih percaya kalau dia tadi adalah Bu Beng Lojin, julukan Suling Emas setelah mengasingkan diri!”
“Akan tetapi, biasanya pendekar itu bergerak secara berterang dan merobohkan semua lawan dengan berdepan.”
“Sebaliknya kakek itu seolah-olah hendak menghindarkan bentrokan. Agaknya memang benar dugaan Totiang, beliau adalah Bu Kek Siansu….“
Demikianlah, para tokoh itu menjadi ribut membicarakan peristiwa aneh itu dan tentu saja otomatis sayembara ditiadakan.
Betapapun juga, tidak ada yang merasa penasaran karena kalau memang benar bahwa yang membawa pergi dua orang anak perempuan itu adalah Bu Kek Siansu seperti yang mereka duga.
Tentu saja mereka tak dapat berbuat apa-apa. Siapakah orangnya di dunia ini yang akan mampu menandingi manusia dewa itu?
Maya dan Siauw Bwee masih terheran-heran dan mereka melongo menmandang wajah kakek berambut panjang putih yang menggandeng tangan mereka.
Tadi, ketika mereka ketahuan dan dikejar, mereka tiba di pintu dan tahu-tahu tubuh mereka seperti ditarik keluar. Tahu-tahu mereka telah digandeng oleh seorang kakek dan mereka meluncur ke depan dengan kecepatan yang mengerikan.
Tentu saja Maya dan Siauw Bwee tahu bahwa mereka dikejar-kejar, bahkan telinga mereka yang terlatih telah mendengar menyambarnya banyak senjata rahasia dari belakang.
Akan tetapi kakek tua renta itu masih enak-enak saja berjalan! Langkah kakek ini biasa saja, akan tetapi mengapa tubuh mereka meluncur ke depan seperti angin cepatnya?
Mereka berdua adalah anak-anak yang sejak kecil digembleng ilmu silat dan banyak mendengar akan orang-orang sakti, maka mereka dapat menduga bahwa tentu mereka tertolong oleh seorang kakek yang sakti.
Akan tetapi, mereka tidak tahu orang macam apakah kakek yang menolong ini. Seorang baik-baikkah? Ataukah jangan-jangan seorang manusia iblis yang lebih jahat daripada sekumpulan manusia sesat tadi!
“Kong-kong (Kakek), engkau siapakah?” tanya Siauw Bwee, agak sesak napasnya karena gerakan yang amat cepat meluncur ke depan seperti terbang itu membuat orang sukar bernapas.
Akan tetapi kakek itu tidak menjawab, seolah-olah tidak mendengar pertanyaan ini. Masih melangkah satu-satu dan wajahnya tegak memandang ke depan, kedua tangan menggandeng tangan Siauw Bwee dan…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader