BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Air, melainkan hinggap di atas mayat seorang tentara yang sudah mati, yang mengapung di air dengan menelungkup!
Maya menyambar cepat, hinggap di atas kayu pecahan perahu dan pedangnya menyambar, akan tetapi Si Dampit sudah melompat lagi menggunakan mayat itu sebagai tempat loncatan.
Dari perbuatan ini saja dapat dibayangkan betapa lihai Si Dampit ini dan betapa tinggi gin-kangnya.
Namun Maya tidak kalah cepat dan terus loncat mengejar, bahkan menyusul dan selagi tubuh mereka di udara.
Ujung pedangnya yang menyambar dengan cepat menusuk lengan Si Botak yang mengempit tubuh perwira yang melawan itu.
“Aduhhh….!” Si Botak berteriak dan tentu saja kempitannya terlepas. Maya yang menangkis serangan pedang Si Rambut Panjang dengan sarung pedangnya, berjungkir balik di udara.
Menggigit pedangnya dan tangan kanannya dengan gerakan seperti seekor burung elang menyambar kelinci.
Sudah mencengkeram leher baju Si Panglima Muda dan kembali berjungkir balik tubuhnya melayang ke atas sebuah perahu.
Dari situ kembali ia berloncatan menggunakan pecahan perahu, mayat-mayat tentara, dan atap-atap perahu yang sedang terbakar, langsung ke perahu besar.
Dia masih sempat membebaskan totokan Si Panglima Muda dan melemparkan tubuhnya itu ke atas dek perahu, kemudian memutar senjatanya menghadapi para musuh yang mengeroyoknya.
Ia berkata, “Tai-ciangkun, lekas putar perahu dan tinggalkan tempat ini. Biar aku yang menghadapi anjing-anjing Sung ini!”
Panglima tinggi yang merasa bersyukur melhat pembantunya selamat, dan kagum bukan main, berkata,
“Li-hiap…. harap memperkenalkan nama yang mulia….” “Cepat putar perahu!” Maya menjawab tanpa memperkenalkan nama.
Dan dia mengamuk amat hebat sehingga para pengeroyok menjadi gentar dan mereka berlompatan meninggalkan perahu besar yang mulai diputar kemudinya.
Perahu itu telah dapat dipadamkan dari bahaya kebakaran dan pasukan musuh yang berloncatan itu ada yang meloncat ke air!
Mereka tak memperhitungkan lagi, pokoknya mereka dapat lari dari dara perkasa yang seperti setan itu!
Kegembiraan besar karena dia dapat membunuhi tentara-tentara Sung membuat Maya seperti seekor harimau haus darah.
Dia meloncat pula meninggalkan perahu besar, mengejar dan mengamuk dari perahu ke perahu sehingga pasukan Sung menjadi kacau-balau.
Dan terdengarlah perintah menyuruh perahu-perahu kecil mundur!
Akhirnya tempat itu menjadi sunyi. Perahu besar panglima yang memberontak sudah pergi jauh, perahu-perahu kecil pasukan Sung sudah pergi semua.
Yang tampak hanya perahu-perahu terbakar, pecahan-pecahan perahu, mayat-mayat manusia yang mulai bergoyang-goyang karena kakinya disambari ikan hiu.
Dan rintih tangis mereka yang terluka dan masih belum mati, ada yang meronta-ronta di air berusaha berenang menyelamatkan diri, ada yang terapung di pecahan-pecahan perahu.
Maya berdiri di atas sebuah balok pecahan tiang perahu, pedang di tangan, berdiri tegak, dengan wajah berseri, dadanya turun naik.
Napasnya agak memburu karena dia telah mengeluarkan banyak tenaga. Baru sekarang terasa betapa lelahnya tubuhnya, dan betapa perih kaki di paha….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader