BEBASBARU.ID, KRIMINAL – Jagal Babulu yang secara kejam dan sadis menghabisi keluarga Waluyo ternyata pengecut.
Baru beberapa hari berada di sel polisi, Junaedi di katakan ketakutan berada di tahanan polisi. Gara-garanya, para tahanan ada yang ingin habisi dirinya.
Akibatnya Junaedi dari video amatir yang merekam dia, terlihat duduk di pojokan sel polisi menyendiri, dia tak berani bercengkrama dengan tahanan lain, intinya ketakutan.
Padahal sebelumnya, dia secara brutal bantal keluarga Waluyo.
Sebelumnya, siang tadi Junaedi baru saja lakukan reka ulang, atau rekonstruksi di TKP, dari keterangan beberapa orang yang saksikan reka ulang itu.
Terbukti Junaedi melakukan perbuatan sadis itu dalam keadaan sadar dan sudah merencanakan niat jahatnya jauh-jauh hari.
Terlepas dari umurnya yang bulan depan baru genap 18 tahun, Junaedi terbukti melakukan pembunuhan berencana pada Keluarga Waluyo.
Waluyo yang juga tetangganya sendiri, sengaja di bantai, yang bejadnya lagi, sempat-sempatnya di Jagal Babulu ini menggauli istri anaknya yang juga jadi korban pembantaian sadis ini.
Sebelumnya, polisi dapat sorotan tajam dalam kasus jagal satu keluarga yang dilakukan seorang siswa SMK bernama Junaedi.
Pasalnya, polisi buru-buru bilang Juanedi dalam pengaruh alkohol saat melakukan aksinya itu.
Padahal yang bersangkutan di duga sudah merencanakan aksi kejinya ini, yang di mulai dengan menyiapkan parang dan sengaja matikan listrik.
Lalu tersangka masuk ke rumah dan saat kepergok, mulailah lakukan pembantaian yang bikin geger Babulu, Penajam, Kaltim ini.
Di kutip BEBASBARU.ID dari TribunNews.com, Kamis (08/02/2024), Kapolres PPU AKBP Supriyanto menyebut Siswa SMK bernama Junaedi sempat mabuk-mabukan bareng temannya.
Sebelum membunuh satu keluarga di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Supriyanto menyebut Junaedi mabuk bareng teman-temanya pada Selasa (6/2/2024) dini hari.
Junaedi lalu pulang ke rumah untuk mengambil parang kemudian menuju rumah pasangan suami Waluyo (35) dan Sri (34) yang masih bertetangga dengannya.
Psikolog Forensik Reza Indragiri beranggapan, tindakan Junaedi tidak menggambarkan sikap seseorang yang berada di dalam pengaruh minuman keras.
Pasalnya Junaedi melakukan perancanaan sebelum membunuh mantan kekasihnya RJS dan seluruh keluarganya.
Junaedi terlebih dahulu pulang mengambil parang, dan ia juga memiliki ide untuk mematikan listrik di rumah korban sebelum beraksi.
Tindakan Junaedi yang demikian mencermikan kalau Siswa SMK itu melakukan aksi jahatnya dalam kondisi sadar.
“Saya baca kronologi peristiwa dan rangkaian perbuatan pelaku di TKP,” ucap Reza Indragiri kepada TribunJakarta, Rabu (7/2/2023).***