BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mutiara Hitam mengangguk. “Kalau benar dugaan kita, begitulah. Maka kita harus lebih waspada lagi menjaga agar sepasang pedang itu jangan jatuh ke tangan lain orang.
Kalau benar sepasang pedang itu menjadi Pedang Iblis, kita berkewajiban untuk membasminya sendiri agar tidak menimbulkan malapetaka!”
Tang Hauw Lam mengangguk-angguk kemudian membentak dua orang muridnya agar tidur karena mereka itu masih mendengarkan percakapan kedua orang guru mereka dengan penuh perhatian.
Pada keesokan harinya, Tang Hauw Lam yang merasa penasaran menghampiri sepasang guha itu dari jauh dan berteriak.
“Mahendra! Aku tidak akan mencampuri pekerjaanmu, akan tetapi keluarlah, aku bertanya kepadamu!”
Sunyi saja sepasang guha itu. Setelah Tang Hauw Lam mengulangi pertanyaannya, terdengar suara Mahendra mengomel.
“Keparat! Dengan mengganggu samadhiku, engkau membikin aku ketinggalan sehari oleh Dewi, Pek-kong-to! Engkau mau tanya apa? Lekas!”
“Hanya tentang jeritan suara anak-anak semalam….”
“Pek-kong-to! Kalau tidak melihat muka Mutiara Hitam isterimu, pertanyaanmu ini bisa kuanggap bahwa engkau mencampuri urusan pekerjaan kami dan engkau melanggar janji!
Bodoh engkau! Di dalam guha manusia yang sudah dicairkan terdapat semacam zat yang tidak terdapat pada tubuh mahluk lain. Dan itulah yang dibutuhkan, karena hanya dengan campuran itulah logam ini dapat dicarikan! Apa lagi?”
Tang Hauw Lam merasa betapa kedua kakinya menggigil. “Sudah cukup!” katanya dan ia lari kembali ke guha di mana isterinya masih duduk bersila dengan wajah yang muram.
“Benar sekali!” Hauw Lam berkata sambil menjatuhkan diri dekat isterinya.
“Sungguh tidak kebetulan sekali kita yang menemukan logam itu. Pedang sudah dibuat, sepasang pedang yang sifatnya jahat sekali.
Sebelum dibentuk pun sudah minum darah dan nyawa dua orang anak. Kita harus membasmi pedang-pedang itu!”
“Benar, kita hanya menanti sampai sepasang pedang itu jadi.”
Mulai hari itu, setiap hari terdengarlah bunyi besi ditempa nyaring di dalam sepasang guha, tanda bahwa dua orang India itu sibuk sekali membuat pedang yang dipesan Mutiara Hitam.
Kedua orang ini memang aneh. Mereka sesungguhnya saling mencinta, akan tetapi juga selalu saling berlumba tidak mau kalah.
Apalagi kini mereka berdua berlumba membuatkan pedang untuk Mutiara Hitam, pedang yang sama bahannya, sama bentuknya pula. Tentu saja mereka mulai berlumba untuk membuatkan pedang yang sebagus-bagusnya!
Memang cara mereka membuat pedang dari logam putih itu amat menyeramkan. Setelah beberapa hari gagal membikin logam itu mencair atau melunak.
Akhirnya mereka berdua lalu pergi dan menculik anak-anak dari dalam dusun yang jauh letaknya dari situ. Mahendra menculik seorang anak perempuan sedangkan Nila Dewi menculik seorang anak lakl-laki secara terpisah.
Mengapa Mahendra menculik anak perempuan dan Nila Dewl menculik anak laki-laki? Sebetulnya keduanya salah mengira dan terdorong oleh nafsu bersaing, Mahendra mengira bahwa tentu Nila Dewi membuat pedang yang bersifat betina, maka ia pun….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reade