BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Mengapa tidak? Bukankah kita saling mencinta?’ Han Ki teringat akan ucapan Maya, seolah-olah bergema suara anak perempuan itu di telinganya di saat itu.
“Kita pergi bersama, takkan saling berpisah lagi selamanya. Kita pergi jauh dari sini dan aku akan melindungimu sebagai suami yang mencintamu dengan seluruh jiwa ragaku. Marilah, , Hong Kwi….!”
“Tidak! Tidak bisa begitu, Koko….! Aku lebih baik mati. Lebih baik kaubunuh saja aku sekarang ini. Aahhh, untuk apa aku hidup lebih lama lagi….? Koko, kaubunuhlah aku….!”
Han Ki memeluk kekasihnya dan dia menjadi bingung. Ia dapat memaklumi isi hati kekasihnya.
Kekasihnya adalah seorang puteri Kaisar, tentu saja tidak bisa lari minggat begitu saja karena hal ini selain akan menyeret namanya ke dalam lumpur hina, juga akan mencemarkan nama Kaisar dan karenanya membikin malu kerajaan!
“Hong Kwi, aku tidak melihat jalan lain kecuali membawamu lari dari sini menjauhi segala kesusahan ini. Apakah engkau melihat jalan lain yang lebih baik, Hon Kwi kekasihku?”
“Ada jalan yang lebih baik Koko!” Tiba-tiba gadis bangsawan itu kelihatan bersemangat dan biarpun kedua pipinya masih basah, namun sepasang pipi itu sekarang menjadi kemerahan, merah jambon berbeda sekali, dengan bibirnya yang merah segar, dan matanya, berseri-seri aneh.
“Koko, aku telah bersumpah hanya mencinta kau seorang, mencinta dengan seluruh, jiwa ragaku. Jiwa dan hatiku selamanya adalah kepunyaanmu, tidak dapat dirampas oleh siapapun juga.
Akan tetapi tubuh ini… ah, bagaimana aku dapat membiarkan tubuhku dimiliki orang lain? Engkaulah yang berhak memiliki, Koko!
Aku menyerahkan tubuhku kepadamu, ahhh…. kalau tak terhimpit seperti ini, sampai mati pun aku tidak akan dapat bicara seperti ini, Koko… ambillah tubuhku…. barulah aku akan dapat menahan hatiku kalau tubuhku dimiliki orang lain, secara paksa!”
Han Ki meloncat turun dari bangku dan melangkah mundur dua tindak. Mukanya pucat sekali dan bulu tengkuknya berdiri! Sampai lama dia tidak, dapat berkata apa-apa hanya memandang wajah gadis yang dicintanya itu.
“Bagaimana, Koko….? Apakah…. apakah cintamu tidak cukup besar untuk memenuhi permintaanku terakhir ini?” Hong Kwi juga bangkit berdiri dan menghampiri Han Ki, merangkul pinggangnya sehingga tubuh mereka merapat.
“Tidak, Hong Kwi! Tidak mungkin itu! Aku…. ah…., janganlah mengajak aku menjadi seorang pria yang keji dan kotor! Lebih baik aku mati daripada mengotori dirimu yang murni!
Tidak, betapapun besar hasrat hatiku, betapa darahku telah mendidih bergolak pada saat ini dengan kerinduan dan kemesraan sepenuhnya.
Betapa nafsu berahiku terhadapmu! sudah hampir menggelapkan mataku, namun…. aku…. aku tidak akan melakukan hal itu, Hong Kwi!”
“Kalau begitu, bagaimana baiknya…. Koko? Ahhh, engkau membuat aku makin putus asa dan menderita…. Gadis bangsawan itu terisak-isak lagi sambil berpelukan dengan Han Ki.
Han Ki mengelus-elus rambut yang halus hitam dan harum itu. “Kekasihku, pujaan hatiku, nasib kita boleh buruk, hati kita boleh tersiksa,…BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader