BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Tantangan terbuka PM Israel Benyamin Netanyahu di sambut gegap gempita proksi pro Iran.
Salah satunya Kataib Hizbullah, yang mengaku kini siapkan roket-roket canggihnya, untuk segera dikirim ke Israel, imbas tantangan Netanyahu tersebut.
Proksi Iran yang berada di Irak yakni Kataib Hizbullah, menyatakan siap untuk mempersenjatai 12 ribu pejuang di Yordania guna melawan Israel.
Abu Ali al-Askari, pejabat keamanan terkemuka Kataib Hizbullah, mengumumkan pada Senin (1/4) bahwa pihaknya “siap untuk mempersenjatai para pejuang Yordania.”
Jika klaim ini benar, artinya ketegangan di Timur Tengah saat ini semakin meluas di tengah agresi Israel di Jalur Gaza Palestina yang masih terus berkecamuk.
Kelompok Perlawanan Islam di Irak, yang diwakili oleh Kataib Hizbullah serta milisi Syiah lainnya, berkomitmen untuk memasok berbagai persenjataan mulai dari senjata ringan dan menengah hingga roket taktis, amunisi, serta bahan peledak.
Mereka berupaya menunjukkan “solidaritas tak tergoyahkan” dengan para pejuang di Palestina melalui pasokan ini.
Pengumuman ini sendiri mencuat saat protes pecah di luar kedutaan besar Israel di Amman, Yordania. Warga protes terhadap agresi Zionis yang tak kunjung usai, terutama selama bulan Ramadan.
Meskipun pemerintah Yordania telah mengupayakan jalur diplomatik untuk menengahi gencatan senjata dan memberikan bantuan ke Gaza, warga masih tak puas.
Mereka lantas mendesak langkah konkret seperti pemutusan “jembatan darat” yang memfasilitasi perdagangan antara Yordania dan Israel.
Al-Askari menekankan pihaknya bakal mengupayakan permintaan warga melalui persetujuan oleh Hamas atau Jihad Islam. Jika disetujui, mereka akan mulai “memotong rute darat yang menghubungkan Yordania dengan entitas Zionis.”
Sejumlah analis politik Irak menduga pengaruh Iran kemungkinan besar telah mendorong Kataib Hizbullah mengambil keputusan demikian.
Para pengamat menilai tujuan utama Iran yakni mendestabilisasi Yordania atau memanfaatkan pengaruh yang sedang terbentuk dalam dinamika regional.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani sementara itu sedang mempersiapkan kunjungan penting ke Amerika Serikat.
Ia kemungkinan akan mendiskusikan keamanan di kawasan, khususnya terkait peran milisi yang didukung Iran.
Selama ini momok paling menakutkan bagi kepentingan Amerika dan Isreal di kawasan Timur Tengah adalah Iran.
Sebagai proksi dari Iran, mereka berupaya untuk menunjukkan “solidaritas tak tergoyahkan” dengan para pejuang di Palestina melalui pasokan itu.
Israel yang telah meningkatkan kampanye militernya melawan Iran pun menjadi khawatir terhadap berbagai ancaman yang mungkin datang.
Tentara Israel juga kerap terlibat dalam berbagai pertempuran dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran hingga Lebanon.
Kiprah Iran di kawasan Timur Tengah dinilai oleh beberapa pengamat sebagai upaya destabilisasi dari pengaruh yang sedang terbentuk dalam dinamika politiknya.***