BEBASBARU.ID, MAHAKARYA-CERBUNG – Dan cepat menghamplrl tebing dan memandang ke bawah. Kiranya tiga puluh lima orang itu semua berada di sana, di pohon itu!
Dan hebatnya, besar kecil tua muda semua memanjat pohon dan beramai-ramai mengambil buah sambil bersorak-sorak! “Kraaaakkkk….!” Seketika wajah Maya menjadi pucat.
“Celaka!” serunya ketika melihat dari atas betapa pohon itu tumbang berikut akar-akarnya, kemudian melayang kebawah membawa tiga puluh lima orang yang masih bersorak-sorak.
Agaknya tidak sadar bahwa maut mengerikan menanti mereka jauh di bawah, di dasar yang tidak tampak! Maya memandang dengan wajah pucat sampai pohon yang melayang-layang turun itu tidak kelihatan lagi.
Ia memejamkan matanya, napasnya memburu. Pemandangan tadi terlampau hebat, terlalu mengerikan. Kemudian ia termenung di pinggir tebing, dan mengenangkan semua peristiwa itu.
Dia kini mengerti bahwa agaknya, setelah pohon yang mempunyai khasiat luar biasa itu dia ketahui, orang orang itu merasa khawatir kalau-kalau ia akan “menghabiskan” buah itu!
Betapa bodohnya! Karena kekhawatiran itulah agaknya maka mereka semua, tanpa kecuali, lalu mendatangi pohon untuk mengambil semua buahnya.
Baik yang merah maupun yang masih hijau, yang besar maupun yang masih pentil! Akibatnya, karena tidak kuat menahan tubuh tiga puluh orang yang semua memanjat dan mengenjot-ngenjot dahan sambil bersorak-sorak.
Pohon itu tumbang, jebol berikut akar-akarnya yang tidak dapat mencengkeram tanah terlalu kuat karena terhalang batu-batu karang!
Maka habislah riwayat orang-orang aneh itu, dan habis pula riwayat pohon yang mempunyai khasiat begitu luar biasa.
Teringat ini, Maya meraba kantungnya. Ia merasa menyesal sekali bahwa dari lima butir buah yang dibawanya, kini tinggal sebutir lagi, yang empat entah lenyap di mana. Tentu terjatuh ketika dia dikejar-kejar gerombolan srigala. ***
Berpikir demikian teringatlah ia akan srigala-srigala yang masih menantinya di luar! Akan tetapi dia harus keluar!
Dia tidak sudi lagi tinggal lebih lama di dalam perut bukit ini, apalagi setelah sekarang penghuninya mati semua.
Dia harus pergi meninggalkan daerah yang menyeramkan itu. Sudah lama dia berada di situ, tentu sepasang iblis India itu tidak lagi mencarinya, sudah melupakannya.
Akan tetapi bagaimana ia harus melewati gerombolan srigala yang menanti di luar guha? Maya adalah seorang anak yang pada dasarnya amat cerdik dan memiliki keberanian luar biasa.
Apalagi semenjak ia berkali-kali menghadapi maut, keberaniannya makin menebal dan tidak mudah dia keluar dari kota raja Khitan dan mengalami hal-hal yang amat menderita.
Berputus asa menghadapi rintangan apapun juga. Setelah memikir-mikir, ia mendapatkan akal. Selama ia tinggal di situ, ia teringat bahwa srigala-srigala itu paling takut berdekatan dengan api.
Hemm, Inilah, pikirnya. Aku harus minta bantuan api! Mulailah dia mengumpulkan kulit-kulit binatang yang kering, dipasang pada ujung sebuah tongkat dahan pohon.
Diikatnya kuat-kuat, kemudian ia membuat api dan membakar ujung tongkat yang sudah dibelit-belit kulit itu sampai bernyala. Dengan tongkat berapi inilah Maya lalu berlari keluar, menjaga jangan….BERSAMBUNG
SUMBER: Microsoft reader