BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak bisa tenang menjadi pemimpin di negeri zionis ini. Pembantu-pembantunya (Menteri) kini mulai tak percaya dengannya.
Bahkan Netanyahu secara blak-blakn menuding Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir membocorkan rahasia negara.
Ini tntu saja bukan main-main, tuduhan ini makin menambah krisis gejolak di pemerintahan Israel.
Ben Gvir sebelumnya menuntut bergabung ke Kabinet Perang yang sudah dibubarkan Netanyahu. Dia sangat ingin berperan dalam mengambil keputusan terkait agresi Israel.
“Perdana Menteri Netanyahu memberi tahu Menteri Ben Gvir satu hal sederhana: ‘Siapa pun yang ingin menjadi mitra dalam tim konsultasi keamanan terbatas harus membuktikan bahwa dia tak membocorkan rahasia negara atau percakapan pribadi’,” demikian menurut Partai Likud dalam rilis resmi, dikutip New Arab, Kamis (20/6).
Likud merupakan partai yang diketuai Netanyahu dan memimpin koalisi pemerintah Israel saat ini.
Ben Gvir berulang kali dituduh membocorkan percakapan kabinet yang digelar secara tertutup kepada awak media. Netanyahu juga disebut-sebut tak memercayai menteri ini.
Ribut-ribut kedua orang itu muncul setelah Netanyahu menekan Ben Gvir mendukung undang-undang ‘Hukum Rabbi.’ Ini menjadi syarat untuk tetap berada dalam koalisi yang dipimpin Likud.
UU itu akan mengalihkan pengambilan keputusan soal pemilihan rabbi dari dewan lokal ke Kementerian Agama. Kementerian ini dipimpin partai ultra ortodoks pendukung Netanyahu, Shas.
Pada Rabu, parlemen menggelar voting. Hasilnya RUU itu tak banyak mendapat dukungan bahkan dari Likud. Netanyahu lantas membatalkan rencana aturan baru tersebut.
Pemimpin Shas, Arye Dery, kemudian langsung menelepon Netanyahu dan mengancam akan mundur dari koalisi.
Jika itu terjadi, kemungkinan akan menyebabkan kabinet Netanyahu runtuh.
Sejumlah pertanyaan juga muncul termasuk kemampuan PM Israel memenangkan pemilu tanpa mempertahankan dukungan partai ultra-Ortodoks seperti Shas dan Jewish Power.
Jewish Power juga sempat memberi pernyataan yang bisa disebut menantang Netanyahu.
Mereka menyatakan akan mendukung RUU poligraf atau aturan untuk mendeteksi kebohongan selama UU ini berlaku bagi mereka yang menggunakan alat pacu jantung.
Netanyahu belum lama ini dikabarkan memasang alat pacu jantung.
Pemerintahan Netanyahu terus mendapat kritik sejak Israel melancarkan agresi ke Gaza pada Oktober 2023. Imbas operasi itu, lebih dari 37.000 orang di Palestina meninggal.***