BEBASBARU.ID, INTERNASIONAL – Hizbullah benar-benar persiapkan diri melawan kekejaman Israel yang tiada henti bunuhi warga sipil tak berdosa setiap hari. Perang besar pun mulai mengancam kawasan Timteng
Ribuan orang pun mulai ngungsi dari Lebanon, karena pihak Hizbullah yang di sokong Iran, sudah nyatakan akan balas serangan Israel.
Bahkan seluruh penerbangan dari dan ke Lebanon sudah di hentikan semua maskapai, saking tegangnya di kawasan ini.
Ketegangan ini makin meningkat, setelah Ismail Haniyeh terbunuh dan termasuk salah satu pemimpin senior Hizbullah.
Joelle Kozaily salah seorang warga Lebanon mengungkapkan, situasi di negara itu di tengah kekhawatiran perang besar antara Israel dan Hizbullah.
Joelle yang juga jurnalis mengatakan konflik saat ini “menjadi yang paling berbahaya.”
Konflik kian runcing usai komandan Hizbullah tewas di Beirut dan bos Hamas Ismail Haniyeh tewas di Iran dalam serangan udara.
“Pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran semakin memperumit situasi yang sudah tidak stabil Lebanon,” kata Joelle saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (5/8).
Lebih lanjut, Joelle bercerita warga Lebanon banyak yang cemas. Banyak di antara mereka ingin konflik tak meluas.
“Di tengah kekhawatiran akan potensi perang habis-habisan, warga Lebanon memiliki perasaan campur aduk tentang peristiwa yang sedang berlangsung,” imbuh dia.
Potensi perang besar itu juga membuat beberapa orang ramai-ramai ke supermarket untuk membeli kebutuhan pokok. Namun, sejumlah orang lain beraktivitas seperti biasa meski dibayang-bayangi ancaman.
Joelle mengatakan dari sudut pandang orang luar, mungkin tampak tak masuk akal bahwa orang Lebanon terus menjalani kehidupan normal meski berhadap dengan ancaman perang.
Namun, dari sudut pandang lokal, lanjut dia, warga Lebanon telah mengalami banyak peristiwa traumatis.
“Perang, krisis keuangan dan ekonomi terburuk, ledakan non-nuklir ketiga di dunia yang memaksa mereka menjadi agak mati rasa dan mudah beradaptasi dengan keadaan ekstrem,” imbuh Joelle.
Joelle juga melontarkan kritik ke pemerintah Lebanon yang dianggap gagal menyediakan layanan untuk warga negara di tengah ancaman.
“Sayangnya, otoritas Lebanon telah gagal menyediakan layanan negara yang penting atau rencana darurat; tak ada bunker atau tempat penampungan yang tersedia, rumah sakit berjuang karena krisis keuangan, dan sisa-sisa negara Lebanon berada di ambang kehancuran,” ungkap dia.
Warga Lebanon tegang menyusul Iran dan proksinya termasuk Hizbullah mengancam akan menghukum Israel yang dituduh menjadi dalang kematian Haniyeh. Potensi perang besar pun kian dekat.
Haniyeh tewas di wisma kenegaraan di Teheran, Iran pada 31 Juli. Dia berkunjung ke negara ini untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Para pengamat meyakini kematian Haniyeh akan memicu serangan baru entah dari Iran atau proksi mereka ke Israel.***